Bacaan & Renungan Harian Minggu, 29 Januari 2023
Berani Menghidupi Kebenaran
Pendidikan matematika diyakini tidak sekadar untuk memiliki kemampuan berhitung, melainkan jauh lebih dalam dari itu, yakni memberikan landasan berpikir yang logis dan membangun disiplin mental sebagai seorang manusia. Itulah sebabnya, pada umumnya anak-anak yang mendapatkan pelajaran matematika tidak sekadar dituntut untuk memberikan jawaban atau hasil yang benar, tetapi juga mampu menjabarkan langkah hitung yang tepat. Artinya, melalui model pembelajaran matematika yang seperti demikian seseorang tidak diajak untuk berorientasi pada hasil, melainkan proses. Seseorang yang mampu memahami proses hitung yang tepat, sudah dapat dipastikan besar kemungkinan ia akan mendapatkan jawaban yang benar.
Tulisan pemazmur pada ketiga ayat ini juga perlu dipahami dengan berorientasi pada proses. Persoalannya kecenderungan manusia untuk berorientasi pada hasil justru semakin menyulitkan seorang umat percaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai kebenaran firman TUHAN. Secara khusus, pada pasal ini pemazmur sudah dengan tegas menekankan setiap umat TUHAN untuk menjalani hidup menggunakan prinsip dan kedisiplinan untuk menahan diri dari kejahatan untuk mengupayakan kebaikan. Hal ini merupakan sangat penting mengingat kebenaran dalam kehidupan beriman bukan sekadar konsep, melainkan gaya hidup yang semestinya mewujud dalam berbagai tingkah laku keseharian.
Kesaksian dari pemazmur perlu kita baca sebagai sebuah pengingat sekaligus ajakan untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan kesempatan hidup demi menghasilkan kebaikan-kebaikan dalam menjalani kehidupan. Kita tidak semestinya membaca syair ini dengan orientasi iman yang berfokus pada hasil, maksudnya beriman melakukan kebaikan untuk mendapatkan kenikmatan dan kelimpahan berkat. Kesaksian berkat dari TUHAN dan keimanan si pemazmur mengenai penyertaan dari TUHAN bagi setiap umat percaya merupakan sebuah penegasan atas jaminan sekaligus janji dari TUHAN bagi setiap mereka yang hidup dalam kebenaran. Oleh sebab itu, kita tidak perlu takut atas pemenuhan penyertaan TUHAN yang sudah tersedia bagi setiap orang yang mempertahankan hidup dalam kebenaran. Pertanyaannya sekarang, apakah anda bersedia dan berani untuk menghidupi kebenaran meski lingkungan menolaknya?