ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Bacaan Dan Renungan Harian Jumat, 26 April 2024

Bacaan Dan Renungan Harian Jumat, 26 April 2024

"Berhasil dengan Cara yang Benar.”

2 Samuel 8: 9-18, TB2

 

Perang pada masa Israel kuno adalah bagian dari dinamika relasi antar bangsa. Masing-masing bangsa punya hasrat untuk memperluas kekuasaan dan wilayahnya. Pada masa itu belum ada aturan yang disepakati bersama mengenai penyelenggaraan perang, akibatnya perang bisa terjadi dengan begitu brutal bahkan cenderung membawa korban sipil yang begitu hebat. Kerajaan Israel juga menjadi bagian dari dinamika itu. Teks kita saat ini mencatat bahwa perang merupakan bagian dari pelaksanaan mandat Tuhan kepada Daud untuk memimpin Kerajaan Israel dengan ketaatan penuh kepada-Nya. Allah digambarkan sebagai Tuhan yang menyertai pertempuran yang dilakukan Daud beserta bala tentaranya. Dari sini kita juga melihat gambaran teologis akan perang tersebut yakni Allah melawan ilah bangsa-bangsa lain. Menarik untuk melihat ayat 14-15 bahwa disana perang yang terjadi digambarkan bukan sebagai sesuatu yang dilakukan demi pemenuhan hasrat belaka melainkan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran bagi kepentingan rakyat Israel.


Selain itu dengan menaklukkan Hadadezer wilayah kekuasaan Daud meluas sampai sungai Efrat, dengan demikian ia dapat mengontrol jalur perdagangan penting di utara dan timur. Daerah kerajaan Daud bertambah luas, kekayaan dan perlengkapan militernya bertambah. Situasi demikian mengharuskan Daud mengatur tata kelola organisasi dan pemerintahan yang lebih baik. Yoab sebagai panglima, Yosafat sebagai bendahara, Seraja sebagai sekretaris, Zadok dan Ahimelek dipercayakan jabatan imam kerajaan, Benaya sebagai panglima orang Kreti dan orang Pleti dan putra-putra Daud juga mendapatkan tugas sebagai imam.


Sahabat Alkitab, setiap manusia memang mendambakan kesuksesan. Namun seringkali apa yang kita lakukan untuk mencapai kesuksesan tersebut menggadaikan segala prinsip yang kita pegang ataupun mengabaikan perintah Tuhan yang seharusnya lebih kita utamakan. Melalui pengalaman iman Daud, kita diingatkan kembali bahwa yang terpenting dalam hidup bukan hanya kesuksesan dalam bidang yang kita kuasai, melainkan juga bagaimana kita memperolehnya. Perang yang dilakukan Daud adalah jalan untuk meneguhkan eksistensi kerajaannya, tetapi ia sadar bahwa dalam perang tersebut tetaplah kehendak Tuhan yang diutamakan. Maka tidaklah mengherankan jika apa yang diperolehnya dalam perang dipersembahkan bagi Tuhan (ayat 10). Demikian juga dengan alasannya berperang, yakni untuk menjamin kesejahteraan rakyat yang dipercayakan Tuhan kepadanya. 


Kiranya sebagai umat Kristen kita juga dapat meneladani Daud. Bukankah dunia ini “tidak pernah lelah” mengajarkan pada kita untuk mencapai kesuksesan dengan menghalalkan segala cara? Namun dalam tuntunan Tuhan kita diundang untuk menolak nilai-nilai dunia tersebut serta senantiasa mengedepankan perintah-Nya.