ALKITAB

Lembaga Alkitab Indonesia selalu mendukung kebutuhan rohani anda, termasuk di dalam pembacaan Alkitab digital maupun harian. Mari bersama menumbuhkan iman kita kepada Tuhan.

Bacaan Dan Renungan Harian Selasa, 07 Mei 2024

Bacaan Dan Renungan Harian Selasa, 07 Mei 2024

“Pemimpin yang DikehendakiNya”

1 Raja-raja 1: 38-45, TB2


Raja Daud menampilkan diri sebagai seorang raja yang berkuasa dan bijaksana meskipun dalam kondisi fisik yang sudah lemah. Ia tetap dapat menghadapi masalah yang ditimbulkan anaknya dengan bijak dan penuh kecermatan. Daud mengutus orang-orang kepercayaannya, yaitu imam Zadok, Nabi Natan, panglima Benaya, dan para pengawal pribadinya (orang Kreti dan Pleti) untuk menjalankan perannya dalam rangkaian prosesi pelantikan Salomo. Daud memberikan perintah secara detail, tahap demi tahap proses pelantikan, dan mereka melakukan persis seperti yang diperintahkan olehnya. Jika kita perhatikan, cara pelantikan Salomo ini jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Adonia anak pertama Daud, yang mempersembahkan kurban lalu mengundang orang-orang untuk makan bersama dan memperkenalkan diri sebagai raja menggantikan ayahnya. Sedangkan Salomo, memulai prosesi dengan mengendarai bagal milik raja (lambang takhta kerajaan) menuju Gihon (sumber air utama di Yerusalem), lalu ia juga diurapi oleh minyak yang diambil dari  dalam kemah (ayat 39). Kemah yang dimaksud adalah kemah suci, yang sering juga disebut “tabernakel” yang berarti “tempat kediaman”, simbol kehadiran Allah di tengah umat. Kemudian Salomo diurapi  dengan minyak (minyak zaitun) di atas kepala menandakan bahwa Ia telah resmi menjadi raja. Artinya, ritual yang dijalani oleh Salomo sangatlah sakral, dan juga spiritual seolah-olah menggambarkan persetujuan dari Allah dan pengakuan dari seluruh umat Israel. Alkitab bahkan mencatat bahwa suara kesukacitaan umat membuat bumi seolah-olah terbelah.

Pada sisi lain kita menjumpai Adonia dan pendukungnya keheranan atas keramaian yang terjadi di luar tempat pertemuannya. Ia berharap akan mendapatkan kabar baik dari Yonatan, anak imam Abyatar, tapi yang diterima adalah sebaliknya. Ia harus menerima fakta yang memalukan. Baru saja ia meninggikan hati dan memperkenalkan diri sebagai raja menggantikan ayahnya, namun dalam waktu sekejap dipatahkan oleh pengangkatan Salomo dengan berbagai prosesi yang sesuai dengan tata cara yang berlaku saat itu. Entah apa yang menjadi pertimbangan Adonia sebelumnya, mengapa ia bertindak jauh tanpa sepengetahuan ayahnya, sehingga tindakannya itu menjadi masalah bagi dirinya sendiri. 

Adonia melewatkan hal penting, tentang makna menjadi seorang raja bagi umat Israel. Raja bukan semata tentang jabatan politis dan kekuasaan, tetapi tentang tanggung jawab sebagai gembala bagi umat dan seorang hamba bagi Allah. Sebagai gembala artinya bahwa raja yang memimpin harus mengenal dan mendahulukan kepentingan rakyat diatas kepentingan diri sendiri. Sebagai hamba Allah artinya menjadi raja ia harus memiliki relasi baik dengan Allah, dan memegang prinsip hidup yang sesuai kehendakNya. S

ahabat Alkitab, kita perlu menyadari bahwa menjadi pemimpin merupakan peran yang hanya dapat dilakukan bila seseorang mempertimbangkan berbagai aspek dalam pelaksanaan kepemimpinannya. Banyak orang ingin menjadi pemimpin karena tergiur akan kehormatan, kekuasaan, bahkan kekayaan. Padahal dalam kepemimpinan ada tanggung jawab, penyangkalan diri, dan spiritualitas yang terus bertumbuh. Melalui bacaan hari ini kita belajar akan aspek-aspek kepemimpinan tersebut dari proses Salomo menjadi raja dan juga kegagalan Adonia menjadi raja. Pemimpin bukan hanya bicara mengenai jabatan-jabatan formal di masyarakat, melainkan juga peran-peran yang kita hidupi dalam keseharian kita. Misalnya, sebagai orang tua, saudara, pelayan gerejawi, pemimpin di lingkungan, dan lain sebagainya. Marilah bertumbuh sebagai pemimpin yang dikehendakiNya