“Kami senang sekali jika LAI menerbitkan Alkitab dalam bahasa Mori. Saat saya masih kecil, kami hanya memiliki cerita Tuhan Yesus dalam bahasa Mori. Itupun hanya 1 atau dua buku dan kami terbiasa memfotocopinya”, demikian ungkapan dari Bapak Laema, orang Mori yang telah lama merantau di Jakarta. Selama ini, suku Mori belum memiliki Alkitab lengkap dalam bahasa ibu mereka.
Perjuangan penerjemahan selama 10 tahun lebih dalam menerjemahkan Alkitab, baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru akhirnya akan berbuah hasil. Tahun 2022, akan dilaksanakan Penerbitan Alkitab Lengkap Perdana dalam Bahasa Mori, untuk menjawab 30.000 pengguna bahasa Mori di Morowali Utara dan bagi mereka yang merantau.

























