Kelompok Kerja Penggalangan Dukungan (KKPD) LAI Mitra Bandung menggelar Kebaktian Puji-pujian pada Minggu, 27 Oktober 2024 ini. Kegiatan ini sebagai ucapan syukur atas dua dekade pelayanan KKPD LAI Mitra Bandung dan dalam menggalang dukungan bagi ”Penerjemahan Cerita-cerita Alkitab dalam Bahasa Isyarat” bagi sahabat-sahabat tuli di Indonesia.
Sekalipun seringkali tidak terlihat, jumlah orang tuli sebenarnya cukup besar. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2019, ada sekitar 18,9 juta orang di Indonesia yang merupakan penyandang disabilitas pendengaran. Tanpa disadari mereka mungkin juga ada di lingkungan kita sendiri. Sampai saat ini, kita sering berasumsi kalau orang tuli dapat membaca dan mengerti dengan baik. Jadi, untuk apa harus ada Alkitab Bahasa Isyarat? Bukankan mereka dapat membaca Alkitab tertulis yang saat ini tersedia?
Asumsi ini bisa dikatakan tidak benar untuk hampir sebagian besar orang tuli. ”Sedikit orang tuli yang cerdas mungkin dapat memahami tulisan, tetapi tidak bagi sebagain besar dari mereka. tulisan adalah simbol-simbol suara yang efektif hanya bagi orang yang mendengar, tetapi orang tuli yang hanya mengandalkan visual, sumbol-simbol suara pada huruf-huruf tertulis bukanlah pembawa pesan yang efektif,”terang Tri Harmadji, Pembina Penerjemahan LAI, yang menjadi pendamping dalam Penerjemahan Cerita-cerita Alkitab dalam Bahasa Isyarat. ”Bagi mereka Bahasa Isyarat, yang merupakan bahasa visual, adalah bahasa yang paling mereka pahami dan mengerti,”lanjutnya.
Ada sekitar 400 Bahasa Isyarat unik yang digunakan di seluruh dunia. Dalam komunitas tuna rungu, komunikasi sehari-hari terjadi melalui kombinasi gerakan tangan, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah yang dinamis. Umat Kristen Tuna rungu sering beribadah dan berdoa dalam Bahasa Isyarat. Namun, selama ini Alkitab hanya tersedia dalam format tertulis. Banyak umat Kristen Tunarungu yang dapat membaca mengatakan bahwa teks tertulis tidak menyampaikan nuansa dan semangat Bahasa Isyarat yang mereka gunakan setiap hari. Bagi mereka yang tidak dapat membaca, Firman Tuhan masih jauh dari jangkauan mereka. Secara keseluruhan, 98% dari populasi tuna rungu di dunia masih menunggu Alkitab yang berbicara kepada mereka melalui Bahasa Isyarat.
Selama ini, fokus dari lembaga-lembaga penerjemahan Alkitab adalah suku-suku terasing dan terabaikan yang tinggal di pelosok-pelosok pedalaman yang jauh. Tetapi banyak yang tidak menyadari kalau di sekitar mereka, di dekat mereka, ada kelompok orang yang juga merindukan firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri, yaitu orang-orang tuli dengan Bahasa Isyarat yang mereka mengerti dan dekat di hati mereka.
Menyadari fakta ini, Lembaga Alkitab Indonesia akan segera melakukan penerjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Isyarat. Tentu saja, mengingat bagaimana kondisi Bahasa Isyarat di Indonesia saat ini, ini adalah sebuah proyek jangka panjang yang tidak akan mudah. Namun demikian, kita harus tetap melakukanya
Untuk tahun 2024, LAI akan mulai dengan penerjemahan cerita-cerita pendek Alkitab yang akan kita ambil dari buku “Cerita Alkitab Sepanjang Tahun.”Buku ini terdiri dari 365 cerita, dan pada tahun 2024 kita merencanakan untuk 150 cerita. Kebutuhan dana pada tahun 2024 sekitar 300 juta rupiah,”demikian penjelasan Kepala Departemen Komunikasi dan Pengembangan Kemitraan LAI, Erna Yulianwati.
Mari kita dukung upaya KKPD LAI Mitra Bandung dan Lembaga Alkitab Indonesia dalam mengupayakan hadirnya Kabar Baik bagi Sahabat-sahabat Tuli di Indonesia dengan cara: doakan, wartakan dan donasikan. Tuhan memberkati kita semua.
Informasi
Ibu Inge Sentana (0812 201 8838)
Ibu Tuti Siregar (0812 2387 771)
Bp. Dwi Prasetyo (0812 9211 6359)