Pada hari Sabtu, 16 November 2024 anggota tim yang terlibat dalam pembagian Alkitab Satu Dalam Kasih (SDK) di Mamosalato, Sulawesi Tengah, berangkat dari tempat yang berbeda. Dua anggota rombongan Ady Pedjaga dan Marthin Silitonga berangkat dari Bandara Sukarno-Hatta, Jakarta. Sementara tiga anggota tim yang lain, Wiske Gerung, Alpha Martyanta dan Hari Prasetyo dari Bandara Sam Ratulangi, Manado. Kami berlima seharusnya bertemu di Bandara Hasanuddin Makassar, untuk melanjutkan perjalanan ke Bandara Syukuran Aminuddin Amir di Luwuk. Meskipun ada sedikit kerumitan saat transit di Makassar, kami tiba di Luwuk tepat waktu.
Setelah tiba di Luwuk kami langsung dijemput mobil carter, yang sewaktu datang sangat mengejutkan karena di atas kap mobil sudah ada barang dan ternyata tas kami di tumpuk dibelakang tanpa pintu belakang bisa ditutup.
Perjalanan kami menuju Mamosalato Morowali Utara berkisar 3,5 jam, menempuh jarak 180 km. Dan ternyata jalannya sangat mulus, melalui daerah Batui, Matindok, Toili Barat, hingga di Tanasumpu Mamosalato.
Mulai hari Minggu, 17 November 2024 kami mulai membongkar Alkitab dan Bacaan Anak yang dikriim dari Jakarta untuk dibagikan di daerah Tananagaya, Lijo dan Paramba. Pembagian Alkitab SDK ke titik-titik pembagian akan dilaksanakan antara 18 – 20 November 2024.
Pembagian di Lijo
Hari ini 18 November 2024 kami akan menuju Lijo. Jaraknya dari Mamosalato sekitar 36 kilometer. Lijo terletak di pegunungan. Kami tiba di Desa Lijo setelah menempuh perjalanan selama 2 jam. Kami harus duduk di belakang mobil pick up bersama karung-karung berisi Alkitab, menempuh jalan yang naik turun. Di sebuah tanjakan yang paling tinggi, kami harus turun, membantu mengganjal roda serta ikut mendorong mobil karena mobil tidak kuat nanjak. Kami berjalan di jalan makadam (hanya rata dan berbatu serta banyak yang berlubang sehingga kami harus laju sangat pelan.
Kami tiba di rumah Pdt. Norce Nande, Ketua Klasis Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Wana, Mamosalato. Waktu saat itu menunjukkan pukul dua siang waktu setempat. Lijo adalah desa yang terletak di pegunungan. Depan rumah pendeta Norce ada lapangan bola yang cukup luas. Setelah kami mengantarkan Alkitab ke gereja, kami duduk bersantai sejenak di teras rumah pastori.
Semakin sore kami melihat lapangan semakin penuh dengan anak-anak. Mereka tampaknya berkumpul untuk bermain bola. Melihat kegembiraan mereka, kami pun tertarik untuk bergabung dengan mereka bermain bola. Ini seperti mengingatkan kami kepada nostalgia semasa kecil di kampung halaman. Dulu semasa kecil main bola kami jalani sampai petang hari. Baru berhenti ketika mendengar suara azan maghrib. Tapi di Kampung Lijo kami hanya mampu bermain sebentar saja, tidak lebih dari 30 menit. Ternyata umur tidak bisa dipungkiri.
Rasa penat perjalanan dari pagi hingga siang hari terobati oleh suasana sore di sekitar Lijo. Bermain bola bersama anak-anak setempat, dan menikmati suasana pedesaan yang sejuk dan asri dengan perbukitan hijau seperti mengembalikan energi dan semangat kami melayani.
Semoga pembagian Alkitab Satu Dalam Kasih sebanyak 1.830 eks Alkitab dan 2.000 eks komik untuk Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Gereja Firman Allah (GFA), Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Gereja Masehi Advent Hari Ke Tujuh (GMAHK) dapat berjalan lancar. Tuhan memberkati. (Alp)
