LEGENDA SI PENGGALI SUMUR

Berita | 13 Maret 2021

LEGENDA SI PENGGALI SUMUR


 

Sekelompok anak remaja saat istirahat sekolah berdebat, “Dimanakah di Indonesia tempat yang paling sulit air?”, demikian pertanyaan yang diajukan Edi anak yang paling bengal. Semua jawaban ditolak oleh Edi, hingga Dewi si anak pintar dan paling populer menjawab, “Tentu saja nagari Sulit Air, di Kabupaten Solok, Sumatera Barat”. “Benar!”, kata Edi. Tetapi tiba-tiba Imung, si ensiklopedia berjalan, menyela, “Enggak juga. Sulit Air itu dekat Danau Singkarak dan Kabupaten Solok adalah penghasil beras terbaik di Sumatera Barat (Bareh Solok). Tentu saja Sulit Air bukan nagari yang sulit air” . Anak-anak itupun berpikir keras, jadi sebenarnya dimanakah daerah di Indonesia yang paling sulit air? 

Ya, dimanakah wilayah yang paling sulit air di Nusantara? Nampaknya Sumba di Nusa Tenggara Timur bisa disebut sebagai salah satu wilayah yang paling sulit air. Selama setahun hanya kurang lebih 4 bulan wilayah tersebut “basah” atau ada hujan. Yakni sepanjang Desember, Januari, Februari dan Maret. Selebihnya kering. Bahkan di puncak musim kering sekitar Agustus-September tidak jarang warga harus mencari umbi hutan yang beracun untuk makanan pokok mereka. Umbi hutan tersebut dalam bahasa setempat disebut Iwi. Mungkin sama dengan Uwi di Jawa atau Gadung yang beracun dan bisa membuat orang mabuk. Untuk dapat dikonsumsi Iwi yang beracun tersebut setelah diiris tipis-tipis dimasukan ke dalam karung dan diletakkan di sungai/aliran air selama 3 hari agar racun larut. Setelah itu dikeringkan/dijemur, barulah dapat diolah untuk dimakan. Demikianlah kondisi di Sumba.

Lalu… pada tahun 2011, datanglah Andre Graff, seorang warga negara Perancis ber-“backpacking” ke Bali dan melanjutkan perkelanaannya hingga di Sumba. Di Sumba ia tertarik dengan pemandangan savana yang indah, kuda-kuda, dan ternak sapi, namun sulit air. Tergeraklah hatinya akan keprihatianan penduduk setempat yang sulit mendapatkan air. Sumber air terdekat terletak 15 kilometer dari tempat dia tinggal dan berinteraksi dengan penduduk setempat. Seseorang harus berjalan 30km pp untuk mendapatkan air. Andre pun mengusulkan membuat sumur yang ditanggapi skeptis karena selama ini penduduk tidak pernah berhasil membuat sumur. Setelah melakukan “googling” serta berkonsultasi dengan teman-teman dan “teman dari teman”, akhirnya ia nekad membiayai penggalian sebuah sumur dan berhasil! Walau dengan susah payah.

Keberhasilan pertama ini memicu semangatnya untuk membuat sumur yang lain. Andre pun kembali ke Perancis, menarik tabungannya, menjual kekayaannya, kecuali rumah yang disewakannya, dan kembali ke Sumba untuk menggali sumur lagi. Hingga kini dengan dana pribadi serta dana yang digalang secara “crowd-funding” ia telah menggali puluhan sumur dan menyediakan air bersih bagi warga Sumba. Upaya ini telah mengispirasi LSM setempat maupun NGO serta swadaya masyarakat beserta pemerintah untuk menggali sumur-sumur di Sumba. “Sekarang sumber air su dekat”, demikian kesaksian Dr. Sigit Triyono (Sekum LAI) dalam artikel Sapaan LAI ketika berkunjung ke Sumba menyaksikan fenomena ini dan mendengar ucapan syukur penduduk melalui ungkapan tersebut.

Kita tidak tahu apakah seorang Andre Graff pernah mengalami perjumpaan spiritual dengan tokoh Alkitab yang kita ketahui sebagai seorang Pria di Samaria yang duduk dengan seorang perempuan setempat di pinggir sumur dan berkata, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. [Yohanes 4: 13-14 TB]. Sebuah kisah yang melegenda di kalangan umat Kristen, bahwa si Pria yang bernama Yesus itu, menawarkan air yang berbeda. Mengapa air yang digunakan sebagai ilustrasi dalam kisah tersebut? Nampaknya, Yesus memperhatikan juga bahwa air merupakan kebutuhan utama semua makhluk hidup. Salah satu sifat air adalah meskipun tenang, ia mampu menembus batu sekeras apa pun. Sekat dan penghalang apa pun bisa dilampaui! Dan penghalang bagi perempuan Samaria itu untuk mengenal Allah adalah tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran nenek moyang mereka yang sudah berakar dalam kehidupan masyarakat secara turun temurun. Seperti tawaran Yesus, barangsiapa minum dari air yang diberikan-Nya, “ia tidak akan haus lagi”, dapat diartikan bahwa ditengah manusia masa kini yang cenderung dipisahkan oleh sekat agama, etnik, gender, dan status sosial, kita harus mampu menembus batas-batas dan sekat pemisah manusia. Sikap Yesus yang berjumpa dan bercakap-cakap dengan perempuan Samaria telah menjadi tanda bahwa hambatan etnik, agama, ras dan gender yang dibentuk masyarakat telah diruntuhkan. Di dalam kasih Yesus, kita harus bisa menerima, berjumpa dan melayani siapa pun.

Demikian juga Andre Graff melakukan karya yang menembus sekat-sekat pembatas tersebut. Dari dalam diri Andre Graff memancar mata air yang berguna bagi orang banyak dan meruntuhkan sekat pembatas antara dirinya dan masyarakat Sumba yang baru dikenalnya. Nilai-nilai yang diajarkan oleh Yesus, Pria di Samaria tersebut, dapat kita temukan dan hayati dari karya kemanusiaan Andre Graff dan menjadi mata air-mata air yang lain yang berguna bagi sesama dan masyarakat dimanapun kita berada.

Tulisan ini saya tutup dengan mengutip pernyataan Presiden JF Kennedy, “Ask not what your country has done for you. Ask what you can do for your country” …and for …saudara-saudaramu yang lemah, kecil, miskin dan terpinggirkan.***

 

Pdt. Sri Yuliana, M.Th.

 

 

 

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia