LAUTKU HARAPANKU?

Berita | 5 Juni 2021

LAUTKU HARAPANKU?


Sapaan LAI

"Nenek moyangku seorang pelaut; gemar mengarung luas samudra; menerjang ombak tiada takut; menempuh badai sudah biasa." 

Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Bait pertama lagu yang diciptakan Ibu Soed mempresentasikan kenyataan alam Indonesia dan mental pemberani orang-orangnya. Selanjutnya di bait kedua ada ajakan heroik untuk mengelola sumberdaya laut: 

"Bertiup layar terkembang; ombak berdebur di tepi pantai; pemuda b’rani bangkit sekarang; ke laut kita beramai-ramai."

Saya dibesarkan di daerah pantai selatan Pulau Jawa. Tidak persis di dekat laut, tetapi bermain di pantai jauh lebih sering ketimbang ke pegunungan. Lautan luas yang sering saya lihat sejak masa kecil selalu saja mengekspresikan nelayan kusam dengan kehidupan yang sangat sederhana. 

Kalaupun sesekali saya melihat kapal besar, itu adalah pengangkut minyak yang sama sekali tidak berhubungan dengan para penduduk yang tinggal dekat pantai. Lautan sekadar menjadi tempat lewat kapal besar. 

Saking luasnya lautan wilayah Indonesia belakangan baru kita paham ternyata begitu banyak pencurian hasil laut yang sudah berlangsung lama. Nelayan Indonesia kalah jauh hasil tangkapan ikannya dibandingkan dengan para pencuri.

Daratan Indonesia sudah banyak dibudidayakan untuk pertanian dan digali untuk pertambangan. Mengingat begitu luasnya negeri Indonesia, ekspansi pengelolaan daratan masih sangat terbuka, utamanya di luar pulau Jawa.

Luas wilayah Indonesia dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan Kemdikbud, disebutkan luas Indonesia seluruhnya 5.193.250 km². Rinciannya luas daratan Indonesia adalah 1.919.440 km². Sedangkan luas lautan sekitar 3.273.810 km².

Dari sisi luas lautan yang 1,74 dari daratan dan dengan kondisi yang masih belum dibudidayakan, lautan luas Indonesia masih menyimpan banyak harapan. 

Pada 8 Juni ini kita merayakan Hari Laut Sedunia untuk merayakan lautan yang telah Tuhan anugerahkan bagi kita. Kita juga diajak untuk semakin menyadari betapa penting peran lautan bagi hidup kita. Karena itu laut dan seisinya harus kita jaga dan lindungi kelestariannya. 

Lagu Ibu Soed di awal tulisan ini menunjukkan kehadiran nenek moyang kita yang nyata di laut luas. Sudah ada tradisi yang dekat dengan lautan. Mental pemberani untuk mengarungi segala tantangan adalah warisan berharga bagi generasi muda menuju masa depan. Mental pemberani harus diikuti mental pelestari. 

Lembaga Alkitab Indonesia melalui berbagai program dan layanannya terus mengupayakan adanya harapan yang tiada habisnya di dalam Tuhan. Lautan luas yang adalah ciptaan Tuhan dan diamanatkan untuk dikuasai serta dikelola, harus menjadi wahana yang memunculkan harapan kebaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. 

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit Triyono

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia