Orang Israel pada masa Perjanjian Lama hanya sedikit pengetahuannya tentang menangkap ikan. Namun, dalam Perjanjian Baru, menangkap ikan telah menjadi industri yang berkembang, dan Yesus merekrut setengah dari murid-murid-Nya dari kalangan nelayan. Di masa Perjanjian Baru, industri perikanan berkembang juga di Palestina yang berbasis di sekitar Danau Galilea, sebagian besar ikan yang ditemukan adalah ikan nila, ikan mas, dan sarden. Ikan menjadi bagian penting dari menu makanan mereka. Ikan dari Galilea dikirim ke pasar ikan di Yerusalem dan diekspor hingga ke Roma dan Spanyol, bersama dengan kecap ikan yang dihasilkan.
Kehidupan nelayan terbilang sulit, seringkali mereka pergi ke danau hingga sepanjang malam (Luk. 5:5; Yoh. 21:3). Ketika mereka harus kembali keesokan harinya, ikan harus disortir dan dibersihkan, jala pun harus dibersihkan, dikeringkan, dan diperbaiki. Menangkap ikan di Danau Galilea sangat berbahaya, karena badai sering terjadi dengan tiba-tiba dan angin bertiup kencang melalui lembah curam sekitarnya. Ada beberapa cara menangkap ikan yang disebutkan dalam Alkitab, yaitu Menggunakan tali dari kail (Mat. 17:27), Menjala (Mat. 4:18), Menggunakan pukat (Mat. 13:47-50).
Meskipun terdapat bermacam-macam metode menangkap ikan pada zaman Yesus, tetapi metode yang agak efektif adalah penggunaan pukat. Tinggi jala kira-kira dua meter dan panjangnya lebih dari seratus meter. Bagian atas jala ditahan oleh beberapa pelampung, dan bagian bawahnya diberi beban. Kadang-kadang nelayan mengikat salah satu ujung jala di pantai sementara sebuah perahu menarik ujung yang lain menuju ke danau, berlayar sekitar setengah lingkaran dan membawa jala tersebut kembali lagi ke pantai. Pada saat yang lain dua perahu keluar dari pantai, membentuk setengah lingkaran dengan jala, menarik jala secara bersama-sama untuk menangkap ikan dan mengumpulkan ikan-ikannya ke dalam perahu.
Pekerjaan murid-murid Yesus sebagian besar adalah sebagai nelayan daripada sebagai pedagang, mereka telah meninggalkan jala dan perahu mereka untuk mengikut Yesus dan menjadi penjala manusia. Ketika Yesus menceritakan perumpamaan tentang pukat ini kepada mereka, mereka memahami setiap nuansa dari ceritanya oleh karena Yesus menyinggung mata pencaharian mereka sebelumnya.
Albert Tambunan, dari berbagai sumber