AKU di Sini, di Tengah Penderitaanmu!

AKU di Sini, di Tengah Penderitaanmu!

Yohanes 18:1-19:42

Pergumulan dan penderitaan yang kita alami di dalam kehidupan ini mempunyai daya guncang yang luar biasa di dalam diri kita. Tidak terbilang berapa banyak orang mengalami stres, lari ke penyalahgunaan obat terlarang, dan bahkan bunuh diri akibat tidak kuat menahan guncangan keras penderitaan hidup ini. Bahkan, meskipun kita adalah orang beriman, kita tidak akan luput dari kerasnya guncangan hidup ini karena pergumulan dan penderitaan.

Orang beriman bahkan mengalami guncangan dua kali lipat lebih besar. Pertama karena kerasnya pergumulan dan tekanan hidup; yang kedua karena di dalam pergumulan dan penderitaan itu, sebuah pertanyaan selalu mengusik hati: di manakah Tuhan di tengah penderitaan ini? Mengapa Tuhan hanya diam saja di tengah penderitaanku?

Di atas kayu salib, sesungguhnya bukan hanya ada pertanyaan, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” tetapi juga ada jawaban yang Tuhan berikan, “Aku di sini, di tengah penderitaanmu.” Sesungguhnya, peristiwa penyaliban Yesus merupakan puncak dari pernyataan Allah kepada umat-Nya, yaitu bahawa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Allah bersama kita! Allah adalah pribadi yang menaruh belas kasihan dan rela berkorban memberikan yang terbaik yang dimiliki-Nya, yakni Anak-Nya yang tunggal.

Alkitab mengajarkan kepada kita tentang kehidupan Yesus Kristus: “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:8). Sang Firman Allah yang menjadi manusia itu mengalami penderitaan yang terberat, bahkan harus melewati kematian. Bukankah kayu salib itu adalah tanda kepedulian Tuhan terhadap pergumulan dan penderitaan kita?

Melalui kematian-Nya di kayu salib, kita diajarkan untuk memahami sebesar apa kasih Allah kepada umat-Nya. Bukan karena Ia mati dikayu salib maka Ia disebut korban. Melainkan karena dia adalah korban, maka Ia mati di kayu salib.

Ya, Yesus adalah korban yang disediakan Allah untuk ditukar dengan keselamatan kita. dan Ia melakukannya dengan suka rela. Sungguh sebuah upaya penebusan yang luar biasa dari Allah. Akankah upaya penyelamatan Allah ini kita lupakan? Dengan keluhan-keluhan kita seolah-olah kita tidak pernah diselamatkan Allah? Kematian Tuhan Yesus di kayu salib adalah wujud nyata kasih Allah dan penyertaan Allah bagi kita. Jadi, kondisi apapun yang kita alami, seharusnya tidak membuat kita menyalahkan diri sendiri apalagi menyalahkan Tuhan. Ingatlah, kita tidak seorang diri.

Yesus Kristus pernah menanyakan pertanyaan yang sama. Di atas kayu salib itulah jawaban Tuhan berada, “Aku di sini, di tengah penderitaanmu. Aku di sini, di atas kayu salib ini untuk merasakan penderitaanmu. Ingatlah setelah salib, ada kebangkitan. Setelah pergumulan, ada kemenangan!”