Aku Telah Melihat TUHAN!

Aku Telah Melihat TUHAN!

Yohanes 20:1-18

Meski Yesus Kristus dikhianati, Ia tetap setia. Sebab, Ia tidak bisa mengkhianati kasih-Nya kepada Bapa dan manusia. Meski Yesus menderita pengkhianatan oleh Yudas Iskariot, murid yang menjual-Nya, dan oleh Simon Petrus, murid yang menyangkal-Nya, namun kasih kesetiaan dan kerahiman-Nya tidak berubah.

Bahkan, Yesus Kristus pun dikhianati oleh orang-orang yang menyambut-Nya dan menyanyikan hosanna kepada-Nya saat memasuki kota Yerusalem (pada Minggu Palma) namun hanya dalam beberapa hari kemudian, pada hari Jumatnya, mereka berteriak secara provokatif: “Salibkan Dia!” (Matius 27:22). Yesus dikhianati pula oleh institusi keagamaan sebangsa-Nya yang secara tidak adil menghujat-Nya dan berkongkalikong dengan institusi politik Romawi kala itu yang mencuci tangannya demi menyalibkan Dia! Hebat-Nya, Yesus Kristus tetap setia dan tidak berubah terhadap mereka. Alih-alih, Yesus Kristus justru mengampuni mereka. Maka, Yesus Kristus pun berdoa dari kayu salib-Nya, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang telah mereka lakukan!” (Lukas 23:34).

Kebangkitan Yesus berarti Allah membenarkan dan melegitimasi warta dan karya Yesus. Kematian disalib bagi agama Yahudi berarti bahwa seseorang telah dibuang dan dikutuk oleh seluruh bangsa dan oleh Allah sendiri. Kematian Yesus disalib bagaimanapun juga menggoncangkan iman dan hidup para murid-Nya. Dengan kematian Yesus disalib itu berarti Allah telah meninggalkan Yesus. Doa Yesus disalib pun menegaskan keyakinan itu. “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Doa dari seseorang yang merasa ditinggalkan Allah. Oleh sebab itu tidak perlu heran bahwa kematian Yesus disalib sungguh menggoncangkan iman dan hidup para murid-Nya.

Pengalaman dan keyakinan bahwa Yesus telah bangkit menghidupkan kembali iman dan harapan mereka. Ia menjadi titik baik yang menentukan bagi pewartaan dan hidup mereka. Dengan kebangkitan Yesus menjadi jelas bahwa Allah tidak meninggalkan Yesus. Ia telah memuliakan Yesus. Dengan membangkitkan Yesus dari alam maut, Allah mengangkat Yesus ke dalam kemuliaan-Nya.

Peristiwa Paskah dapat kita maknai sebagai peristiwa kebangkitan kita dari keterpurukan. Setahun lebih kita berada dalam situasi yang serba sulit dan gamang. Banyak diantara kita yang kehilangan semangat dan pengharapan. Anak-anak mulai jenuh belajar dari rumah dan ruang bermain mereka dibatasi oleh benda kecil bernama smart phone. Banyak keluarga yang harus bekerja keras memulihkan kondisi perekonomian kita dan sebagainya. Kebangkitan Kristus adalah titik terang untuk pemulihan kehidupan kita. Dia menampakkan diri kepada umat-Nya dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Dia telah bangkit! Mari kita rayakan Paskah dengan penuh suka cita, dan berkata seperti Maria, “Aku telah melihat Tuhan.” (Yoh.20:18).

                        

DIA Masih Ada Diantara Kita.

Paskah Sore : Lukas 24:13-49

Sore itu, di hari yang sama setelah kebangkitan-Nya, Yesus menjumpai dua orang dari murid-murid-Nya yang sedang berjalan menuju Emaus. Kedua orang itu bukan bagian dalam lingkaran kedua belas murid yang paling dekat dengan Yesus. Mereka berjalan sembari mempercakapkan segala sesuatu yang sedang terjadi. Rumor kebangkitan Yesus dari kematian nampaknya cepat menyebar. Dan seperti pada umumnya, rumor dapat menghalangi pandangan seseorang akan kebenaran dibalik peristiwa. Demikian juga dengan kedua orang murid itu. Karena sedang asyik bergosip, mereka tidak menyadari kehadiran Yesus diantara mereka. Ada yang menghalangi penglihatan mereka (Luk. 24:16). Rumor kebangkitan Yesus sampai pada titik ini masih tetap menjadi rumor yang simpang siur, sampai akhirnya Yesus sendiri yang menjelaskan kepada mereka. Dari kisah ini, kita akhirnya tahu bahwa sebenarnya banyak orang mengharapkan kehadiran Yesus adalah sebagai pembebas dan bukan mati ditangan penguasa sebagai manusia yang tak berdaya. Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan! Namun sekali lagi Yesus mengingatkan bahwa proses pengadilan dan hukuman mati yang dialami-Nya adalah bagian dari proses penyelamatan umat pada masa-masa selanjutnya. Kebangkitan itu terjadi karena ada proses kematian. Kemerdekaan dan keselamatan terjadi karena ada proses pengorbanan dan perjuangan. Ada luka dibalik pemulihan (Luk.24:39). Dan proses itu tidak dapat dilihat secara nyata oleh orang-orang yang tidak percaya. Hingga Yesus sendiri yang mengatakan “Rabalah tangan dan kaki Ku”.

Perjumpaan Yesus dengan kedua murid ini berlanjut hingga perjumpaan-Nya dengan kedua belas murid yang berkumpul di Yerusalem. Setelah makan dan minum bersama, Ia perintahkan murid-murid-Nya mengabarkan berita pertobatan dan pengampunan dosa. Sekali lagi proses membuat orang menjadi percaya tentu tidak mudah. Karena itu, para murid harus tinggal dulu di kota itu sampai mereka siap dan diperlengkapi dengan kuasa dari Allah.

Peristiwa kebangkitan dan perjumpaan Yesus dengan murid-murid-Nya menjadi peristiwa penting bagi kita saat ini. Bahwa melalui kematian-Nya di kayu salib, bukan berarti Tuhan tidak meninggalkan kita. Ia nyatakan kasih-Nya melalui kebangkitan-Nya dan penyertaan-Nya (kehadirannya diantara para murid) dan proses keselamatan akan terus berlanjut hingga akhir zaman. Mari kita maknai kebangkitan Tuhan Yesus sebagai bentuk kehadiran dan penyertaan Allah ditengah kehidupan kita. Amin.