"ALKITAB INI GRATIS BUAT IBU"

 

Kesaksian Didi Nugraha

 

Bagi saya, perjalanan ke Tana Toraja merupakan perjalanan yang luar biasa sekalipun medan yang harus ditempuh demikian berat. Perjalanan ke wilayah-wilayah pedalaman ini menjadi pengalaman iman yang sangat berharga bagi hidup saya.

Gereja kami, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pondok Indah Jakarta, hampir setiap tahun mendukung pelayanan Lembaga Alkitab Indonesia  (LAI) dalam menyebarkan Kabar Baik ke berbagai pelosok Nusantara. Saya tertarik mengikuti perjalanan ke Toraja untuk turut membagikan Kabar Baik Bergambar (KBB) dalam bahasa Toraja karena ingin melihat langsung bagaimana Kabar Baik itu disampaikan kepada jemaat-jemaat yang tinggal di lokasi-lokasi terpencil. Saya ingin menyaksikan bagaimana umat Tuhan di pedalaman menjalani kehidupannya dan bergaul akrab dengan mereka, walaupun hanya sebentar. 

Kabar Baik Bergambar (KBB) dalam bahasa Toraja adalah kumpulan Cerita-cerita Alkitab Bergambar untuk anak-anak usia Sekolah Dasar, yang diterjemahkan dalam bahasa Toraja agar anak-anak Toraja belajar mengenal dan mencintai firman Tuhan dalam bahasa ibu, yang dekat di hati mereka. Seiring dengan itu mereka diajak untuk mencintai bahasa dan budaya mereka sejak dini. Peluncuran perdananya sudah dilakukan akhir tahun lalu oleh LAI dan Sinode Gereja Toraja. Pembagiannya ke jemaat-jemaat baru terlaksana pertengahan Februari 2024. 

Selama perjalanan berlangsung, kerap kali saya dibuat terharu ketika melihat anak-anak yang begitu besar antusiasnya menerima KBB. Terlebih lagi, sekalipun banyak di antara anak-anak yang menerima KBB ini masih memeluk agama suku (Aluk Todolo), namun mereka tetap ingin membaca apa yang tertulis didalam KBB tersebut. Ini tentu akan menjadi sebuah langkah yang baik, agar anak-anak belajar mengenal Kristus melalui KBB yang diberikan.

Saya kagum dengan kehidupan jemaat di pedalaman yang luar biasa. Meski tinggal jauh di pedalaman, mereka memiliki rasa persaudaraan yang sangat erat, tanpa memandang warna kulit, bahasa dan derajat. Bukan hanya anak-anak, tetapi semua orang datang untuk menyambut kami yang membawa kabar baik. 

Dari Jakarta saya sengaja membawa sebuah Alkitab. Sepanjang perjalanan saya  membuat cuplikan-cuplikan video dan dokumentasi foto yang merekam perjalanan kami menghadirkan KBB di Tana Toraja. 

Ketika sampai di Desa Mabusa, tepatnya di sebuah warung kopi dan mie, si ibu pemilik warung bertanya kepada saya,"Apakah Bapak punya Alkitab?", kata Ibu pemilik warung.

"Saya ada, Bu. Ada di dalam mobil," jawab saya. 

Kemudian saya bergegas mengambil Alkitab yang saya bawa, lalu saya serahkan ke Ibu pemilik warung. Kemudian ibu tersebut berkata,"Terima kasih, Pak. Bolehkah Alkitab ini saya beli? Berapa saya harus bayar Alkitabnya? Karena saya tidak punya Alkita.b"

Seketika itu juga hati saya terharu dan menangis. Di Mabusa, ternyata ada sesosok ibu yang begitu merindukan Firman Tuhan (Alkitab) yang selama ini tidak pernah ia miliki. Tempat tinggalnya yang jauh di pelosok tidak memungkinkannya membeli Alkitab sendiri. Berkebalikan dengan di kota-kota besar, setiap keluarga memiliki Alkitab lebih dari satu. 

Lalu saya jawab dengan tersenyum "Tidak perlu dibayar, Bu. Alkitab ini gratis buat ibu".

Awalnya saya tidak tahu, bahwa Alkitab yang saya bawa nantinya menjadi berkat bagi sesama umat Tuhan. Tuhan ternyata punya dalam perjalanan ke pedalaman Toraja ini. Alkitab yang saya bawa, meski hanya satu, bisa menghadirkan berkat  dan sukacita bagi sesama. Ini menjadi pengalaman unik yang menguatkan iman saya.

Saya sangat bersyukur dapat terlibat pelayanan bersama sahabat-sahabat dari LAI, juga berjumpa dengan sahabat-sahabat baru dari gereja Toraja. Perjalanan ini menjadi perjalanan yang begitu berkesan yang tidak mudah diungkapkan dalam kata-kata. Sebuah perjalanan yang sangat menyenangkan sekaligus mengharukan.

Saat saya diminta menceritakan perjalanan ke Toraja beberapa waktu lalu, saya hanya bisa menaikkan syukur. Terima kasih Tuhan Yesus untuk kesempatan yang Tuhan berikan buat saya, di usia saya yang pada bulan oktober 2024 akan genap 62 tahun, Tuhan masih memberikan kesehatan dan kesempatan untuk berbagi kasih dan kisah selama perjalanan di pedalaman Toraja.

Terima kasih juga untuk LAI sebagai mitra gereja dalam menyebarkan Kabar Baik Bergambar bagi anak-anak Toraja. Terima kasih buat istri dan anak-anakku, yang memperbolehkan saya berangkat ke pedalaman Toraja. Melewati medan yang bergunung-gunung, jalanan yang rusak dan berbahaya, kanan dan kiri jurang menganga. Ternyata dalam perjalan tersebut Tuhan tidak pernah meninggalkan kami dan selalu menjaga kami semua. 

Kiranya Tuhan Yesus masih memberikan kesempatan berikutnya untuk dapat berbagi kasih dan kisah bagi saudara-saudara kita seiman di perjalanan-perjalanan mission trip berikut nya.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.