Alkitab menjadi Mekar Karena Dekat Di Hati dan Dibaca Setiap Hari

Alkitab menjadi Mekar Karena Dekat Di Hati dan Dibaca Setiap Hari

 

Setiap 21 Februari kita memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional atau _International Mother Language Day_. Peringatan ini menjadi momen yang tepat untuk membangun kesadaran dan penghargaan akan kekayaan bahasa-bahasa daerah yang ada di Nusantara. Sekarang ini banyak orang khawatir bahasa-bahasa daerah di Nusantara lambar laun akan punah, karena jumlah penuturnya yang makin lama makin berkurang. 

Bahasa ibu dalam hal ini bahasa daerah di Nusantara seperti ditulis Parakitri Simbolon dalam bukunya “Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad ke-21” saat ini tidak lagi terutama sebagai wahana pergaulan umum, juga tidak terutama sebagai penyampai pikiran dan ilmu pengetahuan modern. Namun Parakitri menegaskan, bahasa daerah merupakan palung endapan bagi perasaan, hasrat, keinginan, cita-cita, serta pikiran paling asli masyarakat Indonesia. Hal tersebut tercermin dalam ungkapan sederhana dan spontan, seperti penamaan, sapaan, lelucon, olok-olok,pujian, perintah, doa dan keagamaan. 

Pada titik inilah, karya LAI dalam menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah menjadi penting. Karena melalui Alkitab, Allah menyapa umat-Nya dalam bahasa ibu. Firman Tuhan bukan hanya masuk dalam pikiran namun menyentuh perasaan, hasrat, dan harapan terdalam mereka. “Kami merasa Allah dekat dengan kami. Ternyata Allah juga mencintai budaya dan bahasa kami,”ungkap syukur mereka. Ini juga yang dirasakan oleh Suku Yali Ninia, yang tinggal di Yahukimo, Papua. Mereka begitu mencintai Alkitab yang diterjemahkan dalam bahasa mereka.
 
Suku Yali sangat bersyukur ketika pertama kalinya Alkitab dalam bahasa ibu mereka selesai diterjemahkan dan terbit pada tahun 2000. Itu berarti 19 tahun lalu mereka telah membaca Alkitab dalam bahasa yang mereka pahami. Inilah terbitan Alkitab lengkap pertama dalam salah satu bahasa suku di Papua yang memiliki 326 bahasa suku. Sekarang Firman Tuhan menyapa dan menyentuh bukan saja pendengaran, tapi hati mereka. 

"Alkitab kami sekarang sudah rusak. Tidak lagi lengkap dan terpisah-pisah karena sering dibaca,"ungkap Wakil Presiden Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt Usman Kobak menirukan keluhan 30.000 jemaat GIDI. Lain lagi yang disaksikan Pdt Janoe Widyopramono, dari GKI Kebayoran Baru, Jakarta, saat ia berjalan kaki menuju gereja GIDI Evanhastia, tempat ibadah syukur peluncuran edisi ke-2 Alkitab Yali Selatan. Ia bertemu dengan seorang ibu yang membawa Alkitab Yali Selatan yang sudah "mekar" karena sering dibaca. Tentu pemandangan ini berbeda dengan kondisi Alkitab yang dijumpai di perkotaan, masih rapi dan bersih. 

Tepat di hari Pentakosta, 9 Juni setahun yang lalu, sekitar 2.500 jemaat GIDI penutur bahasa Yali Selatan atau yang juga dikenal sebagai Yali Ninia berhimpun di gereja. Mereka datang dari berbagai tempat yang jauh dengan berjalan kaki. Banyak dari mereka yang duduk di lantai dan di luar gedung gereja karena daya tampung gereja yang terbatas. Sukacita terpancar dari raut wajah mereka. Masing-masing klasis mempersembahkan puji-pujian, yaitu lagu-lagu khas bahasa Yali Selatan dengan alunan nada pentatonik. 

“Isi lirik pujiannya diambil dari ayat-ayat Alkitab,” demikian penjelasan Pdt Usman kepada kami. Ibadahnya begitu menyentuh hati. Sekalipun kami tidak mengerti artinya namun sangat terasa sekali kegembiraan umat. Ibadah yang memakan waktu dua setengah jam terasa begitu singkat dan jemaat dengan penuh khidmat mengikuti seluruh prosesi peribadahan. 

Sepanjang tahun 2020 ini ada 9 proyek penerjemahan yang sedang dikerjakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia bersama-sama gereja-gereja pengguna bahasa daerah. Semua dengan tekun dan setia dikerjakan dalam mewujudkan panggilan Tuhan menghadirkan Kabar Baik dan sekaligus menjalankan mandat negara, melestarikan bahasa-bahasa di Nusantara. 

Mari kita dukung pekerjaan mulia tersebut dengan turut berdoa, mewartakan dan mendukung dalam donasi. Untuk mendukung satu ayat, Anda cukup mendonasikan Rp 90.000,-. Kirimkan donasi anda melalui:

BANK BCA CABANG MATRAMAN
A. N. YAYASAN LEMBAGA ALKITAB INDONESIA
No. Rek. 3423016261

BANK BRI CABANG KRAMAT RAYA
A. N. YAYASAN LEMBAGA ALKITAB INDONESIA
No. Rek. 033501000281304

BANK BNI CABANG KRAMAT RAYA
A. N. YAYASAN LEMBAGA ALKITAB INDONESIA
No. Rek. 0010534054

Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi www.alkitab.or.id atau melalui WA:  0811 1925 400 (Caroline).

Tuhan memberkati.