Apakah Sesamaku, Juga  Keluargaku?

Apakah Sesamaku, Juga  Keluargaku?

Sapaan LAI

Penulis Injil Lukas (dalam Lukas 10: 25-37) menunjukkan konsep yang tepat tentang sesama manusia. Di mana Yesus ingin menunjukkan kepada ahli Taurat dan kita, bahwa manusia yang harus dikasihi harusnya tidak dibatasi oleh ikatan apapun, bahkan orang yang membenci dan menjahati kita pun harus dikasihi, seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Dengan begitu, harapannya setiap orang akan mengasihi sesamanya.  

Sebagai mahluk sosial sejatinya manusia membutuhkan bantuan orang lain. Namun bantuan yang paling tulus dan ikhlas ialah dari keluarga. Apalagi kalau masing-masing anggota keluarga diikat dalam ikatan batin dan emosional, sehingga menjadikan keluarga sebagai tempat segalanya. Karena di sana berkumpul orang-orang yang begitu tulus menyayangi dan selalu menerima diri kita apa adanya.

Dalam Newsletter Warta Sumber Hidup edisi nomor 87 yang terbit tanggal 13 November 2021. lalu, kita sudah belajar arti keluarga dari kesaksian Arwendo Atmowiloto. Bagi Mas Wendo keluarga adalah sumber inspirasinya dalam berkarya. Selain Gereja, keluarga baginya adalah tempatnya berlindung saat hidupnya berada di bawah titik nadir akibat hasil survei yang diterbitkan Monitor, tabloid hiburan yang dipimpinnya.

Jika melihat pengalaman Mas Wendo, memiliki keluarga yang utuh dan bahagia adalah sumber kebahagiaan yang tak tergantikan. Tentunya hal ini menjadi harapan semua orang di dunia ini.

Bukan sebuah kebetulan apabila Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menutup rangkaian kegiatan Live Streamingnya di tahun 2021 dengan mengangkat peranan keluarga dalam mewariskan nilai-nilai kehidupan keluarganya berdasarkan Alkitab. Lewat kegiatan yang bertema Sesamaku, Keluargaku, LAI mengajak kita semua untuk peduli kepada sesama kita yang hidupnya tersisih dan terpinggirkan. Mereka adalah anak-anak jalanan dan anak-anak panti asuhan yang membutuhkan perhatian dan kepedulian kita semua. Jika kita menempatkan mereka adalah sama seperti kita, maka mereka juga adalah bagian dari keluarga kita. 

Natal adalah momen penting bagi keluarga untuk berkumpul. Saat di mana masing-masing anggota keluarga menjadi keluarga sebagai tempat untuk berlabuh untuk melepas lelah dan keluh-kesah berupa kesedihan, kekesalan, kekecewaan hingga kebahagiaan. Mari sediakan ruang di hati kita dan di dalam keluarga kita untuk mereka yang tersisih. Berikan mereka pelukan dan dukungan, sehingga rasa percaya diri mereka akan kembali muncul dari keterpurukan yang membebaninya selama ini.[bfk]