BAIT SUCI HERODES

BAIT SUCI HERODES

 

Ketika Herodes Agung merebut kota Yerusalem pada tahun 37 SM, sebagian bangunan Bait Suci terbakar, tetapi nampaknya bangunan utamanya tidak banyak mengalami kerusakan. Namun, pada tahun kedelapan belas dari masa pemerintahannya (20-19 sM), Herodes Agung melakukan pembangunan kembali Bait Suci. Sebelum pembongkaran dan pembangunan yang sesungguhnya dilaksanakan ia mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan terlebih dahulu, dan melaksanakan pembangunan sedikit demi sedikit agar tidak terlalu mengganggu jalannya kebaktian. Pekerjaan itu dilakukan oleh para imam. Tempat kudusnya sudah selesai dalam waktu satu setengah tahun, tetapi bangunan luar dan serambinya baru selesai sekitar tahun 62 atau 63 M.

Bait Suci yang dibangun Herodes terbuat dari pualam putih dan sebagian daripadanya dilapisi oleh emas yang memantulkan sinar matahari dan menimbulkan pemandangan yang menakjubkan. Pelataran bait suci berbentuk empat persegi panjang dengan lebar sekitar 585 kaki dari timur ke barat dan panjang 610 kaki dari utara ke selatan. Di sepanjang dinding sebelah dalam pelataran ini terdapat serambi dengan barisan pilar rangkap dua di sebelah selatannya. Serambi sebelah timur dikenal sebagai serambi Salomo (Yoh. 10:23; Kis. 3:11; 5:12) karena konon bangunan inilah yang tersisa dari bait suci yang dibangun Raja Salomo.

Halaman luar Bait Suci dikelilingi oleh tiang-tiang yang berdiri di pelataran bagian dalam. Menurut keterangan Yosefus (Ant. 15:410-416), di balai selatan ada 4 baris tiang dan disebut Balai Raja. Di tiap gang pada sisi-sisi lainnya ada 2 baris tiang. Serambi Salomo melintang di sebelah timur (Yoh. 10:23; Kis. 3:11; 5:12). Di antara tiang-tiang inilah dilangsungkan sekolah ahli Taurat dan perdebatan-perdebatannya (bnd Mrk. 11:27; Luk. 2:46; 19:47), dan di situlah berjejer meja para penukar uang dan tempat-tempat pedagang (Luk. 19:45-46: Yoh. 2:14-16). Bagian dalam sedikit lebih tinggi dari pelataran tempat berkumpul para pengunjung dari bangsa-bangsa lain, dan dikelilingi oleh birai. Peringatan-peringatan keras dalam bahasa Yunani dan Latin mengumumkan, bahwa tidak ada pertanggungjawaban mengenai kematian seseorang non-Yahudi bila mencoba memasuki bagian dalam. Dua di antara tulisan ukir ini telah ditemukan. Empat pintu gerbang menjadi jalan masuk di sebelah utara dan selatan dan satu di sebelah timur. Daun pintu pada yang terakhir ini terbuat dari perunggu hasil pengrajin dari Korintus, dan mungkin inilah Gerbang Indah yang disebut dalam Kisah Para Rasul 3:2.

 

*Dari Berbagai Sumber