Bukit Malino dan LAI

Bukit Malino dan LAI

Perbukitan adalah tempat dimana banyak peristiwa fenomenal terjadi di dalam kehidupan manusia. Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang sangat digdaya diberi judul “Kotbah di Bukit”. Sedangkan Bukit Golgota adalah tempat dimana Tuhan Yesus disalib. Di sebuah tempat yang memiliki ketinggian seperti perbukitan nampaknya bisa mempermudah “menyiarkannya” ke seluruh penjuru arah angin. Secara simbolik perbukitan juga bisa menjadi suatu simbol “ketinggian” atau “derajat pentingnya” suatu peristiwa. 
      
Karena saya pernah kuliah setidaknya tujuh tahun di Yogyakarta, dan sebagai aktivis mahasiswa yang sering sekali mengadakan pertemuan di kesejukan bukit Kaliurang, maka saya juga selalu mengingat “Christelijke Studenten Vereeniging op Java” yang berdiri pada tanggal 28 Desember 1932 di Kaliurang Yogyakarta. Organisasi ini adalah embrionya Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang sekarang memiliki tidak kurang dari 95 cabang di Indonesia. Kaliurang menjadi nama tempat yang abadi di lingkungan GMKI karena tercantum di dalam pembukaan AD ART organisasi tersebut dan selalu dibacakan di dalam upacara-upacara resmi GMKI.
     
Dalam rangka bagian dari supervisi ke kantor Perwakilan LAI Makassar, tanggal 23-24 agustus ini saya mengikuti acara “Family Gathering” karyawan dan KKPD Mitra LAI Makassar beserta keluarganya. Acara yang diselenggarakan dengan semangat gotong royong dan dalam semangat kekeluargaan,  berlangsung dengan sangat meriah penuh dengan canda tawa. Acara diikuti oleh tujuh karyawan beserta keluargnya, delapan Pengurus KKPD Mitra LAI Makassar beserta keluarganya, serta tujuh fasilitator outbond dari GPIB Bahtera Kasih Makassar.
      
Sebagai penuntun acara ini, Fiman Allah diambil dari Filipi 2:2 “hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”. Ini sejalan dengan idiom SAF: Sehati, Antusias dan Fokus yang selalu menjadi pedoman dalam melaksanakan semua tugas dan panggilan semua karyawan serta para Mitra LAI. Peristiwa fenomenal yang sangat mempererat kesehatian bagi keluarga kantor Perwakilan LAI dan KKPD Mitra LAI Makassar ini juga berlangsung di perbukitan sekira dua jam dari kita Makassar. 
     
Bukit Malino di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan yang sejuk menjadi tempat “Family Gathering” ini. Di bukit Malino ini pernah terjadi peristiwa yang fenomenal dan layak untuk selalu diingat agar peristiwa pahit tidak berulang. Sejarah mencatat adanya “Deklarasi Malino untuk Poso”, yang merupakan sebuah perjanjian damai yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Desember 2001 di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Perjanjian ini mempertemukan pihak Kristen dan Islam yang bertikai di Poso dalam konflik komunal sepanjang tahun 2000 hingga 2001.
     
Relasi antar umat beragama di Indonesia banyak diwarnai riak-riak dinamika yang terkadang berujung konflik serius oleh karena bercampur baur dengan berbagai kepentingan politik. Belakangan dengan adanya media sosial yang memberikan kemudahan bagi viralisasi peristiwa tertentu, semakin banyak membuka peluang beredarnya kabar buruk yang mengganggu relasi antar umat bergama, antar suku dan atau golongan. 
     
Di perbukitan yang sejuk konflik dapat didamaikan. Di perbukitan yang sejuk kedamaian disiarkan ke seluruh penjuru arah angin. Dari perbukitan yang sejuk bersama LAI kiranya juga akan memancarkan kesehatian dan kesejukan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang suku, agama, golongan dan berbagai perbedaan yang ada.

Oleh Sigit Triyono (Sekum LAI)

 Salam Alkitab Untuk Semua