PASKAH: “Ia Telah Bangkit! Ingatlah akan Perkataan-Nya, Beritakanlah!”

PASKAH: “Ia Telah Bangkit! Ingatlah akan Perkataan-Nya, Beritakanlah!”

Yesaya 65:17-25; dan Lukas 24:1-12

Perempuan masih menjadi kelompok masyarakat yang terpinggirkan di Indonesia, secara khusus dalam lingkup pendidikan dan keamanan. Suara perempuan di tengah konstruksi sosial dan budaya masyarakat pada umumnya masih belum terlalu diperhitungkan. Meskipun, sudah bermunculan banyak tokoh dan pemimpin perempuan dengan prestasi dan reputasi yang baik. Namun, bagaimana pun juga perempuan masih terus bergumul di tengah budaya patriakal yang terlalu mendominasi kehidupan. Kondisi serupa juga dialami oleh para perempuan yang membawa berita kebangkitan Yesus, namun perkataan mereka justru dianggap sebagai omong kosong. Mungkin, kondisinya akan jauh berbeda jika yang membawa berita itu adalah laki-laki. Meski demikian, para perempuan yang setia kepada Yesus ini tetap berani melangkah dalam pengharapan yang mereka alami.

Perempuan-perempuan ini telah menunjukkan sebuah kualitas iman dan keteguhan sikap yang setia kepada Sang Guru. Hal ini terbukti melalui konsistensi mereka dalam menghormati Yesus Kristus. Pagi-pagi benar, setelah lewat hari Sabat, mereka pergi dengan niat merempahi tubuh Yesus. Praktik ini adalah sesuatu yang lumrah sesuai konteks saat itu karena jenazah pada umumnya dikuburkan dalam gua-gua. Namun, betapa kagetnya para perempuan itu karena ternyata pintu gua kubur sudah dalam keadaan terbuka dan mayat Tuhan Yesus sudah tidak lagi terbaring sebagaimana mestinya. Logika yang muncul adalah, “Apakah ada orang yang sudah mencurinya?”

Di tengah kebingungan dan kesedihan yang membuat mereka termangu, hadirlah dua sosok penyampai pesan untuk membangkitkan kesadaran dan ingatan mereka akan perkataan yang pernah Yesus sampaikan terkait kondisi ini, bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga. Pesan ini pun menjadi sangat penting bagi para perempuan itu yang tidak hanya menjadi penghiburan bagi mereka tetapi juga telah membangunkan iman yang mulai tertidur di tengah pedihnya kematian Sang Guru. Tidak berhenti sampai di situ, perempuan-perempuan itu juga diutus untuk memberitakan kebangkitan Yesus kepada para murid (laki-laki) yang lain.

Kebangkitan Yesus adalah pengharapan yang menjadi kenyataan. Pertama-tama, kita mendapatkan bukti bahwa kematian tidak berkuasa untuk memisahkan kita dari Allah, Sang Sumber Kehidupan. Kedua, kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa firman Allah itu tergenapi sehingga sudah sepatutnya setiap umat percaya untuk mengingat dan menjalani firman itu setiap hari; Ketiga, kebangkitan Yesus juga merupakan indikator kesediaan Allah dalam memberikan penyertaan-Nya. Kemudian, secara khusus kebangkitan Yesus, yang pertama-tama dialami oleh para perempuan di kubur itu telah menjadi tanda bahwa berita kebangkitan-Nya adalah ‘bahan bakar’ untuk menyalakan kembali api iman setiap umat percaya yang mungkin sudah mulai meredup di tengah gumul-juang kehidupan. 

Idealnya, kebangkitan Yesus menjadi pengalaman konkret dalam hidup setiap umat Allah. Ini bukan sekedar doktrin, bukan pula sekedar catatan atau juga hanya rutinitas tahunan yang dirayakan melalui ibadah. Meski demikian, tidak jarang hari kebangkitan Yesus justru dijalani dalam nuansa yang terlalu pedih dan memilukan. Namun, inilah kuasa kebangkitan Yesus yang perlu kita ingat dan hidupi. Para perempuan di kubur Yesus pagi-pagi itu telah mengalami transformasi mental, emosi dan spiritual sebagai murid-Nya. Mereka pun diutus untuk menghidupi kebangkitan itu dan memberitakannya, meski kita tahu bahwa segala perkataan itu hanya dianggap sebagai omong kosong oleh para murid (laki-laki) lainnya.

Pengharapan yang menjadi nyata melalui kebangkitan Yesus Kristus itulah yang juga tergambarkan dalam pesan kenabian Yesaya. Di dalam pasal 65 mulai dari ayat 17-25, kita dapat melihat bagaimana akan terjadinya perubahan kualitas hidup melalui penebusan TUHAN atas bangsa Israel. Bagi umat Israel yang baru saja keluar dari pembuangan, tentu saja berita kenabian dalam Yesaya 65 ini menjadi semangat, dorongan dan pengharapan bagi mereka untuk menyongsong hari-hari ke depan serta membangun kembali kehidupan yang berkualitas di dalam TUHAN. Tidak mengherankan, jika Yesaya menyampaikan pesan TUHAN dengan berbagai kondisi hidup yang jauh berbeda dari sebelumnya. Perbedaannya, melalui kebangkitan Kristus segala kualitas hidup itu tidak hanya ditujukan bagi umat Israel melainkan seluruh ciptaan. TUHAN sedang memperbarui segala sesuatunya menjadi segar (baru) kembali di dalam kasih-Nya.

Sahabat Alkitab, Paskah merupakan peristiwa besar yang semestinya kita rayakan dalam ritus peribadahan dan kita rayakan dalam ritus kehidupan sehari-hari. Kebangkitan Yesus adalah pengharapan yang mengubahkan, yang nyata dan transformatif. Marilah kita mengingat setiap firman Tuhan, menghidupi kebangkitan Kristus dan memberitakannya melalui segala aktivitas keseharian kita.