Inisiatif Kasih Sang Firman

Inisiatif Kasih Sang Firman

Yohanes 1:1-14

Sejak awal injil Yohanes sudah menegaskan peran dan hubungan antara Yesus Kristus dengan Allah dalam sebuah pernyataan yang kuat “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Apa itu Firman dan dari mana kita dapat menyimpulkan bahwa Firman yang dimaksud oleh ayat ini adalah Yesus Kristus? Di dalam teks asli, kata ‘Firman’ ditulis dengan Logos. Jawaban ini dapat kita temukan pada ayat 14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Melalui logika berpikir ini, penulis injil Yohanes sedang memberikan kita sebuah landasan berpikir dalam beriman bahwa Yesus Kristus adalah Firman yang sejak semula telah ‘ada’ dan bersama-sama dengan Allah, pros ton theon (lih. Ayat 2). Artinya, terdapat relasi yang sangat intim yang terjalin di dalamnya sejak permulaan dunia, bahkan sebelum keberadaan dunia dan segala sesuatu yang diciptakan, hingga akhirnya Firman itu menjadi daging, logos menjadi sarx. Di dalam pengajaran iman Kristen konsep inilah yang kemudian akrab dikenal sebagai inkarnasi Kristus.

Model berpikir injil Yohanes mengenai inkarnasi tidak sekadar menjadi sebuah konsep folosofis melainkan juga menunjukkan sebuah inisiatif Allah yang merengkuh kedagingan yang sama seperti yang ada pada manusia sebagai bagian dari agenda keselamatan. Kelahiran Kristus pun merupakan tanda dimulainya proses keselamatan tersebut (tergenapi melalui peristiwa kematian, kebangkitan, kenaikan Kristus dan turunnya Roh Kudus). Artinya, setiap kali umat Kristen merayakan tanggal 25 Desember sesungguhnya kita tidak sekadar merayakan peristiwa kelahiran secara fisik melainkan juga merayakan peristiwa inisiatif Allah, Sang Firman yang menjadi daging untuk merengkuh setiap ciptaan ke dalam Diri-Nya.

Perayaan kelahiran Kristus atau yang sering disebut dengan hari Natal menjadi sebuah bentuk ungkapan syukur umat yang menyadari makna dibalik tindakan dan inisiatif Allah, yang dengan kasih-Nya telah menubuh sebagai manusia. Merayakan kelahiran Kristus dengan kata lain juga merayakan kasih Allah yang semakin dapat dialami oleh manusia secara nyata. Hari ini bukan hanya sebuah perayaan yang bersifat memorial atas peristiwa yang sudah lalu, melainkan sebuah perayaan akan kasih Allah yang terus-menerus dialami oleh manusia. Selamat merayakan hari kelahiran Kristus, selamat mengalami inisiatif kasih Allah dalam Firman yang menjadi daging.