KEKUATAN DALAM KERAPUHAN

KEKUATAN DALAM KERAPUHAN

Sapaan LAI

Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Betapa kita sangat rapuh dalam menghadapi segala ketidakpastian dan keguncangan di tengah pandemi Covid-19. Tapi dibalik kerapuhan ternyata kita memiliki kekuatan yang luar biasa. Di saat tak berdaya, dan serasa masuk dalam lembah kekelaman, kita dibangkitkan dan dimampukan dengan cara yang sering ajaib.

Tahun 2006 kakak saya nomor dua (saya berlima bersaudara, dan saya nomor tiga) dipanggil Tuhan, wafat dalam usia 44 tahun. Usia yang tergolong masih muda, produktif, dan dua anaknya masih kecil-kecil. Dia sudah cukup lama mengidap diabetes dan akhirnya menjalar ke jantung. Isterinya, dua anaknya dan semua saudaranya terasa sangat berat ditinggalkannya. Bapak dan Ibu saya yang saya kenal sebagai pribadi yang kuat tampak sangat terpukul dan sedih. Rapuh.

Dengan berbagai jalan, baik melalui kekerabatan dan persahabatan di komunitas-komunitas kami semua dibangkitkan dan dikuatkan untuk melanjutkan kehidupan kami. Tegap berjalan menatap masa depan dan menjalankan berbagai tugas kehidupan.

Selanjutnya tahun 2013, 2015, 2017, 2018, berturut-turut suami kakak saya yang pertama wafat, disusul kakak pertama, kemudian Bapak saya, Ibu saya dan terakhir adik ipar saya pada bulan Mei 2021. Betapa rapuhnya manusia.

Di masa pandemi Covid-19 ini serasa tak terhitung para kerabat dan sahabat yang juga terpapar dan ada yang wafat. Adik ipar saya juga direnggut oleh Covid-19.

Sejak pertengahan Juni 2021 terjadi peningkatan jumlah korban pandemi yang berjatuhan. Setiap hari ada kabar duka. Saat tulisan ini dibuat saya baru selesai mengikuti kebaktian penguburan isteri sahabat saya yang wafat karena Covid-19. Sahabat saya itu dan satu-satunya anak juga terpapar Covid-19 namun masih bisa dirawat dengan isolasi mandiri.

Kerapuhan hidup manusia terasa amat sangat, apalagi dengan kondisi infrastruktur penopang kesehatan yang kurang mampu menampung lonjakan jumlah penduduk yang terpapar Covid-19 di beberapa provinsi di Indonesia. Rasa takut, cemas, dan khawatir menjadi bagian dalam keseharian.

Lalu apa kekuatan yang kita miliki dalam kerapuhan ini?

Pertama, kita memiliki pilihan untuk optimis dan yakin bahwa kita bisa menang melawan pandemi Covid-19. Semua bermula dari pikiran.

Kedua, kita memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu secara proposional. Indonesia memiliki ribuan pulau dan masih lebih banyak pulau yang zona hijau. Tidak semua zona merah.

Ketiga, kita memiliki pemerintah yang terus bergerak dan berupaya serius mengatasi pandemi Covid-19 dengan berbagai langkah konkret.

Keempat, kita melihat di negeri lain sudah menggelar kejuaraan sepakbola piala Eropa dengan stadion yang penuh dengan penonton tanpa masker. Berarti pandemi Covid-19 bisa dilewati dan ditaklukkan.

Kelima, sebagai umat percaya kita meyakini Tuhan tidak diam. Yesus pernah merasakan kerapuhan manusia dengan disiksa, disalib dan mati. Namun bangkit pada hari yang ketiga. Dia terus bekerja sampai saat ini.

Lembaga Alkitab Indonesia terus berupaya hadir di tengah umat baik atau tidak baik waktunya. Program-program berbasis Alkitab akan selalu hadir dan mengajak kita semua untuk ambil bagian dalam arak-arakan menyebarkan kabar baik sampai ujung bumi.

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit Triyono