LAI Gelar FGD Bahas Transformasi Pelayanan Digital

LAI Gelar FGD Bahas Transformasi Pelayanan Digital

 

Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Transformasi Pelayanan Digital". FGD ini mendiskusikan sejumlah topik penting terkait penyediaan Alkitab dalam format digital, di antaranya: mengapa Alkitab harus disediakan dalam format digital, format yang dapat memenuhi kebutuhan umat, kebutuhan konten-konten pendamping selain Alkitab, serta peluang LAI menjadi pusat pembelajaran dan konten Alkitab.

Dalam sesi diskusi, disampaikan bahwa aplikasi digital menjadi tulang punggung LAI ke depan seiring menurunnya minat umat pada media cetak. Pengembangan aplikasi, arsitektur IT, keamanan, hingga perumusan kebijakan terkait layanan digital menjadi hal yang perlu diperhatikan agar LAI dapat mandiri, aman, dan dapat diandalkan.

"Melalui pertemuan FGD ini, kami berharap dapat merumuskan strategi transformasi digital LAI ke depannya sehingga tidak tergantung pada pihak luar," ujar J.B. Bardiyono, Bendahara Umum LAI, yang hadir dalam pertemuan ini mewakili Badan Pengurus LAI.

Lebih lanjut, narasumber menyoroti peran The Digital Bible Library (DBL) sebagai repositori teks Alkitab global yang aman dan terlindungi. Namun, kehadiran Alkitab Terjemahan Baru edisi 2 juga membuka peluang sekaligus ketidakpastian, mengingat lebih dari 50% program LAI dibiayai dari penjualan Alkitab cetak.

Meski begitu, komitmen untuk menyediakan Alkitab digital bagi semua kalangan tetap menjadi prioritas. Bahkan, format cetak dan digital dapat saling melengkapi seiring perkembangan teknologi yang tidak dapat dibendung.

"Di era teknologi, siapa yang cepat, dia akan unggul. Transformasi digital merupakan keniscayaan agar dapat bergerak lebih cepat dan efisien," tegas Yoseph Garo Rantetoding.

Melalui FGD ini, LAI berharap dapat merumuskan strategi transformasi digital yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan umat di era digital dengan tetap mempertimbangkan keberlangsungan pelayanan.

Hadir ikut dalam pertemuan FGD ini antara lain Ariesto Hadi Sutopo (Komisi), Budi Susanto (Komisi), Gibbon Tamba (Komisi), Guntur Saputro, Pdt Yoel Indrasmoro, Yoseph Garo Rantetoding, Sigit Triyono, JB Bardiyono, Victori E Saetakel, Hery Triyanto, Anwar Tjen, Lydia Rina, Nurhayati dan Kenia Dani.(pp)