LAI MENYAMBUT NATAL 2021

LAI MENYAMBUT NATAL 2021

 

Hari Natal selalu dinantikan oleh umat kristiani.  Dekorasi Natal dan lagu-lagu Natal sudah dipajang dan diperdengarkan begitu kita memasuki bulan Desember. Bahkan konon sejak bulan “-ber -ber,” September, Oktober dan November perhatian banyak umat sudah terarah kepada Natal.  Berbagai bentuk perayaan Natal dirancang.  Pada masa sebelum pandemi, hal ini tidak sulit, bahkan sudah merupakan kegiatan rutin tahunan.  Tapi di masa pandemi, tidak begitu mudah untuk merancang acara perayaan Natal, baik dalam lingkup gereja maupun  keluarga.  Dapatkah kita merayakan Natal ketika kita tidak bisa berkumpul di gereja atau di tempat-tempat pertemuan? Masihkah Natal bermakna bagi kita ketika kita tidak dapat bertatap muka, saling bersalaman? Reuni keluarga pun sangat sulit diadakan karena pembatasan perjalanan. 

Hati kita ingin bergembira merayakan Natal. Kita rindu menggunakan momen Natal untuk menyambung kembali dan memperkuat tali silaturahmi dalam keluarga, jemaat bahkan dengan sesama.  Namun pada saat yang sama berbagai protokol kesehatan perlu kita semua patuhi demi memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Inilah dilema yang kita hadapi selama 2 tahun ini.  Selain itu, kita masih menghadapi berbagai dampak dari pandemi, antara lain: keadaan ekonomi yang masih terasa cukup berat; kehilangan pekerjaan dan kehilangan orang yang dekat di hati; anak-anak merasa bosan belajar dari rumah karena tidak dapat bermain dengan kawan-kawannya.  Belum lagi bencana alam beruntun terjadi di negeri kita yang menyebabkan tidak sedikit orang yang kehilangan rumah dan harta bendanya, bahkan anggota keluarganya. Dapatkah kita merayakan Natal di tengah kemelut persoalan yang kini kita hadapi?

Ketika kita menggunakan lensa iman kita, dengan yakin kita katakan: Bisa!  Bahkan makna Natal semestinya makin lebih kita pahami dan hayati di tengah berbagai masalah hidup yang sedang kita hadapi.  Bukankah untuk itu Yesus Kristus, yang kita rayakan kelahiranNya  dan kita nantikan kedatanganNya yang kedua, datang ke dunia menjadi sama dengan manusia, kecuali dosa. Pada hari Natal ini kita kembali merayakan dan mensyukuri tindakan solidaritas Allah yang melawat kita manusia yang penuh kelemahan dan ketidaksetiaan kepadaNya. Yesus katakan: “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh. 10:10). 

Solidaritas Allah digerakkan oleh kasih-Nya yang tanpa batas dan sekat bagi manusia dan segenap ciptaanNya, yang berwujud dalam gaya hidup Yesus.  Kita diajak untuk ikut bersama Allah mewujudnyatakan solidaritas sosial kita kepada sesama yang terdampak pandemi maupun bencana alam di berbagai tempat di tanah air tercinta ini.  Kita yakin bahwa kasih Kristus yang kita alami itulah yang menggerakkan kita untuk mewujudkan kasih persaudaraan dengan siapa saja, apapun latar belakang suku, budaya, dan agamanya. 

Dalam keterbatasannya, LAI berupaya untuk berbagi kasih dengan menyediakan 2000 paket Natal untuk anak-anak terlantar, antara lain yang ada di panti asuhan, rumah penitipan maupun yang berada di bawah kolong jembatan. Hibrid Zoomria anak diadakan di panti asuhan Karmel pada 10 Desember dan Ibadah bersama penyandang tunanetra diadakah pada 20 Desember 2021. Semua ini hanya mungkin dilakukan oleh LAI karena dukungan dari gereja-gereja, umat kristiani dari berbagai denominasi serta mitra LAI lainnya.  

Berbagi, itulah sukacita Natal yang dapat kita rasakan, ketika mata hati kita terbuka melihat penderitaan orang lain dan tergerak oleh kasih persaudaraan yang Yesus teladankan. Berbagi sebagai bentuk solidaritas sosial kita hanya mungkin jika kita membuka hati kita menjadi palungan tempat kediaman Kristus.



Pdt Henriette Hutabarat Lebang