Menabur Benih-benih Cinta

Menabur Benih-benih Cinta

Sapaan LAI

Saat menjalani kuliah S-1 saya banyak berinteraksi dengan hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Maklumlah saya belajar di jurusan Pendidikan Biologi. Materi pembelajaran lebih banyak tentang proses pembelajaran melalui organisme hidup dan kehidupannya.

Beberapa aktivitas yang sangat mengasyikkan adalah praktikum di alam terbuka. Beberapa mata kuliah mewajibkan kami untuk melakukan pengamatan kehidupan organisme yang habitatnya di laut. Jadilah kami secara periodik pergi ramai-ramai ke pantai selatan Yogyakarta.

Ternyata dalam proses pengambilan data dan pengamatan organisme yang kami temukan di pantai, kami juga sering membahas tentang kehidupan di sekitar pantai baik budaya maupun eksistensi masyarakat yang tinggal di sana.

Kadang kami juga mendengar cerita-cerita mistis yang masih beredar di masyarakat pinggir pantai. Namun bukan itu yang menjadi fokus kami.

Tanpa terasa kami sudah banyak belajar secara konkret bagaimana mencintai alam semesta melaui pembelajaran praktikum di pantai. Panas terik matahari dan terpaan gelombang pantai bukan lagi sebagai kendala, malahan menjadi pemandangan yang indah manakala kami berfoto dengan kamera yang berisi rol film tanpa pengatur cahaya.

Kami belajar betapa sangat beranekaragam spesies organisme yang hidup di laut dan pantai. Mereka membutuhkan habitat yang menopang kehidupan mereka dengan ketersediaan rantai makanan.  Bila ada bagian mata rantai makanan yang terputus, maka berubahlah perilaku kehidupan mereka. Atau mereka akan punah.

Interaksi antara manusia dan alam semesta sangat menentukan eksistensi organisme laut, pantai dan daratan. Perilaku manusia yang tidak dilandasi rasa cinta, sangat berpotensi memusnahkan kehidupan organisme di sekitarnya.

Benih-benih cinta yang ditaburkan melalui berbagai aktivitas ramah lingkungan, akan memungkinkan lestarinya kehidupan. Idealnya semua berawal dari semangat untuk mewujudkan "langit baru dan bumi baru" yang penuh damai sejahtera.

Lembaga Alkitab Indonesia melalui produk-produk dan program-programnya selalu mengajak umat untuk mempraktikkan cinta Allah dan sesama. Seluruh ciptaan Allah adalah sesama kita. Dari situlah kita melangkah bersama sang Pencipta untuk membuat segala sesuatu baik adanya.

Melalui penyebaran Firman Allah sampai ke ujung bumi, maka akan memungkinkan kita terus mengasihi dan mencintai sesama serta alam semesta. Benih-benih cinta akan bertumbuh, berkembang dan berbuah bagi kemuliaan namaNya.

Salam Alkitab untuk Semua.

Dr. Sigit Triyono