PAKAIAN IMAM BESAR

PAKAIAN IMAM BESAR

 

Salah satu kehormatan yang membedakan antara imam besar dengan imam yang biasa adalah pemercikan pada pakaian yang digunakan oleh imam besar dengan minyak urapan (Kel. 28:41; 29:21). Ketika seorang imam besar meninggal dunia, pakaiannya tersebut diserahkan kepada penggantinya. Pakaian imam besar terdiri dari beberapa bagian yaitu, baju efod, gamis, tutup dada, kemeja bersulam, serban, ikat pinggang, dan celana (Kel. 28:4, 42).

Baju Efod, umumnya pakaian imam besar dan imam biasa lainnya dibuat dari kain lenan (1 Sam. 2:18; 2 Sam. 6:14). Namun, baju efod imam besar terbuat dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi, dan lenan halus yang dipintal benangnya (Kel. 28:6). Terdapat dua sisi pada baju efod tersebut, sisi depan yang menutupi dada dan sisi belakang yang menutupi punggung imam besar.

Gamis baju efod terbuat dari bahan yang lebih rendah mutunya daripada baju efod. Pada ujung gamis terdapat hiasan buah delima yang dibuat dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi berselang-seling dengan giring-giring emas.

Tutup dada (Kel. 28:15-30) merupakan sepotong bahan bersulam yang dilipat dua. Serta dihiasi dengan 12 batu permata yang pada masing-masing permata tersebut terukir nama salah satu dari kedua belas suku Israel.

Serban adalah hiasan kepala resmi dari imam besar yang terbuat dari lenan halus dan memiliki banyak lipatan. Di depan serban terdapat Patam dari emas murni yang dikenakan di dahi imam besar yang ditulis dengan aksara Ibrani yang berarti “Kudus Bagi Tuhan” (Kel. 28:36-39).

Imam Besar wajib mengenakan pakaian ini apabila masuk ke dalam Kemah Pertemuan atau ke mezbah untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus (Kel. 28:43).

 

Dari berbagai sumber