Pdt. Dr. Aristarchus Sukarto: Sang Pekerja Cerdas & Bernas Itu Telah Pergi

Pdt. Dr. Aristarchus Sukarto: Sang Pekerja Cerdas & Bernas Itu Telah Pergi

 

Kabar duka kembali terdengar sore ini. Sosok Besar yang jauh dari kesombongan, santun dalam bertutur, cerdas dan bernas pemikirannya, kini telah pergi kembali ke sorga memenuhi panggilan Sang Pemilik Hidupnya. 

Dia adalah Pdt. Dr. Aristarchus Sukarto, biasa kami memanggilnya Pak Aris. Sosok sederhana ini ternyata telah memberikan dirinya untuk berbagai karya yang berhasil ditorehkan. Karena kerendahanhatinya semua karyanya jauh dari publisitas. Sikap inilah yang memancarkan kualitas dirinya. Kesan inilah yang membuatku terkesan.

Pak Aris adalah lelaki keturunan Jawa, yang bernama asli Sukarto. Lahir dari pasangan Kasmoeri Hadisoemarto dan Yatinah pada tanggal 18 Maret 1948 di Glantengan, Kudus, Pak Aris adalah anak kedua dari enam bersaudara. dan anak lelaki pertama.  Pada tanggal 28 April 1979, dia menikah dengan Tina Pangastuti,  yang dikenalnya saat berkuliah di UKSW, Salatiga. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai dua orang anak perempuan, Adria Anindyasita Risdyatuti dan Ritsia Anindita Wastitiamurti. 

Karena lahir bukan dari keluarga Kristen, maka pertumbuhan iman pak Aris banyak di dapat saat persekutuan mahasiswa. Alkitab yang pertama dimilikinya pun didapat dari seorang jemaat di Bangsri, Pati.. Lalu dengan bimbingan adik kandung ibunya yang sedang kuliah di Fakultas Teologi UKSW, Pak Aris mulai mendalami Firman Tuhan.  Pak Aris juga kemudian aktif melakukan Pekabaran Injil (PI) dengan rekannya, terutama di Desa Blotongan. Hingga pada tanggal 9 November 1970, dia dan rekan pelayanannya dibaptis bersama dengan orang-orang yang ia layani oleh Pendeta Mesach Kristeya.

Setelah dibaptis, Pak Aris memutuskan untuk masuk sekolah teologi Duta Wacana Yogyakarta hingga lulus kemudian pada tanggal 13 April 1979, Pak Aris ditahbiskan menjadi Guru Injil di GKMI Demak.  Lewat iman yang diejawantahkan dalam perbuatan, Pak Aris yang saat itu baru menyelesaikan pendidikan S-2 nya di Selandia Baru lebih memilih menjadi pelayan di GKMI Demak, gereja kecil yang tidak berani menjanjikan persembahan kasih yang sesuai untuk lulusan luar negeri. Meski secara kuantitas GKMI Demak bisa disebut kurang sukses, Pak Aris tetap bersyukur karena warga jemaat menunjukkan kualitas yang luar biasa. 
tanggal 23 Mei 1980 Pak Aris ditahbiskan menjadi Pendeta di GKMI Demak, sekaligus diutus oleh GKMI Demak sebagai dosen Sekolah Theologi di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta. Dia juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Sinode GKMI, juga mengajar di AKWW Pati. Istrinya pun tetap diizinkan bekerja di UKSW. Pada intinya, jemaat GKMI Demak berbesar hati.

Sepanjang hidupnya, Pak Aris pernah menjadi Rektor UKDW Yogya dan UKRIDA Jakarta, masing-masing selama dua periode, sekaligus satu periode menjabat sebagai Ketua Umum Sinode GKMI. Semua jabatan tersebut bukan karena Pak Aris berambisi, lalu menggunakan segala cara, tetapi rasa caring-nya begitu tinggi terhadap semua lembaga yang dilayaninya. Karena beliau berprinsip memberi pelayanan terbaik buat Tuhan, pasti Dia balas memberi yang terbaik untuk kita.

Pak Aris mengabdikan diri sebagai rektor dan menghidupi GKMI Yogya secara total.
Karena keberhasilannya membawa kemajuan di UKDW, Pak Aris mendapat tawaran dari UKRIDA untuk menjabat sebagai rektor. Saat tawaran itu datang, Pak Aris menjadi Ketua Sinode GKMI periode 2004-2009. Akhirnya tawaran menjadi rektor UKRIDA di terimanya, meskipun haris tinggal di JakartaPak Aris tetap mempertahankan sikap hidup sederhananya. Karena itu, seluruh mahasiswa dan rekan-rekan di UKRIDA memercayainya, sehingga tercipta kerjasama  dengan moto “Being Transform to Win the Future”, dan UKRIDA pun diartikan sebagai “Berkarya bagi Sang Firman”.

Prestasi lain saat memimpin UKRIDA, Pak Aris mampu membuatUKRIDA telah memiliki rumah sakit, yaitu Family Medical Center di Sentul, Bogor, dengan kapasitas 110 tempat tidur, dan RS UKRIDA sebagai rumah sakit pendidikan di Jakarta, berkapasitas 250 tempat tidur. Selain itu dosen berpendidikan S3 semakin bertambah.

Selain tugas-tugas di atas, sampai akhir hayatnya Pak Aris juga dipercaya menjadi Ketua Pengurus Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia dan juga menjabat sebagai Ketua Bidang Kemitraan dan Komunikasi di LAI.
Selamat kembali pulang ke rumah Bapa di Sorga Pak Aris. Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan kepada ibu, dan putri-putri tercinta, serta keluarga besar.


 (dok.: diolah dari berbagai sumber)