PEREMPUAN

PEREMPUAN

 

Perempuan dan laki-laki dijadikan dalam gambar Allah (Kej. 1:27) dan perempuan adalah penolong yang sepadan bagi laki-laki (Kej. 2:20). Dari hukum Ibrani dapat dilihat bahwa ibu harus dihormati (Kel. 20:12), disegani (Im. 19:3), dan ditaati (Ul. 21:18). Perempuan berperan penting dalam rumah tangganya, memberi nama anak dan bertanggung jawab mendidik anak pada usia dini mereka. Ibu menghadiri pertemuan agamawi untuk ibadat dan membawa persembahan kurbannya. Nazar orang nazir dapat diucapkan olehnya apabila ia hendak mengkhususkan diri bagi Tuhan (Bil. 6:2).

Perempuan juga dibebaskan dari pekerjaan pada hari Sabat (Kel. 20:10) dan apabila dijual sebagai budak, dia dibebaskan sama seperti laki-laki pada tahun ke tujuh. Apabila tidak ada pewaris laki-laki, maka perempuan dapat mewarisi dan menjadi pemilik tanah dengan hak penuh pada dirinya sendiri.

Kedudukan hukum seorang perempuan di Israel lebih lemah daripada kedudukan hukum seorang laki-laki, misalnya seorang suami dapat menceraikan istrinya apabila didapatinya yang tidak senonoh padanya, tetapi sang istri tidak diperbolehkan menceraikan suaminya karena alasan apapun (Ul. 24:1-4). Namun, ada beberapa hukum yang menganjurkan bahwa laki-laki dan perempuan harus diperlakukan sebagai orang sederajat. Hukum tersebut dapat dilihat dari contoh anak-anak harus memperlakukan kedua orangtua mereka dengan rasa hormat yang sama (Kel. 20:12). 

Kitab-kitab Injil memuat banyak cerita mengenai perjumpaan Yesus dengan perempuan. Yesus mengampuni, menyembuhkan, dan mengajar mereka. Kemudian pada gilirannya mereka melayani Yesus dengan mempersiapkan keperluan perjalanan, memberikan tumpangan, memperlihatkan kasih, memperhatikan kuburan-Nya sehingga menyelenggarakan upacara terakhir bagi Dia, dan menjadi saksi mata mengenai kebangkitan-Nya.

Seorang perempuan bukanlah sekadar suatu obyek, tetapi ia memliki peranan yang sangat penting. Seorang istri yang baik sangat bermanfaat bagi suaminya; memberikan pertolongan, merawatnya dan membuat bangga. Seorang istri dapat menjadikan suaminya berhasil atau malah menjatuhkannya sama sekali (Ams. 12:4).

 

Albert Tambunan, dari berbagai sumber