Semakin Saya Mempelajari Alam, Semakin Saya Mengagumi Karya Sang Pencipta

Semakin Saya Mempelajari Alam, Semakin Saya Mengagumi Karya Sang Pencipta

Kesaksian Louis Pasteur. 
Ahli Biologi Penemu Vaksin

Di sebelah timur dari wilayah Negara Prancis ada sebuah kota dengan kanal air yang memisahkan  barisan gedung tua namun bersejarah. Kanal air ini dinamakan Canal des Tanneurs dan berada dalam kota Dole yang jaraknya 395 km dari Paris. Di tepi Canal des Tanneurs inilah terdapat rumah tempat Louis Pasteur dilahirkan, seorang cendekiawan Prancis yang terkenal karena peran dan sumbangsihnya dalam dunia kesehatan masyarakat. 

Menurut John Hudson Tiner dalam Louis Pasteur: Founder of Modern Medicine (1990), Pasteur lahir pada 27 Desember 1892 dua tahun lebih muda dari Charles de Gaulle tokoh militer yang kemudian menjadi presiden Prancis. Pasteur merupakan anak ketiga dari pasangan Jean Joseph Pasteur dengan Jeanne Etiennette Roqui. Pada masa itu pakaian musim dingin, tas, dan sepatu yang biasa dipakai oleh bangsawan-bangsawan tersohor biasanya dibuat dari kulit-kulit hewan. Jean Joseph Pasteur ayahnya bertugas menyamak kulit-kulit hewan tersebut sebelum akhirnya menjadi barang mentah dalam pembuatan barang-barang yang berbahan dasar kulit. Pendapatan ayahnya sebagai seorang penyamak kulit tidak banyak namun bertekad untuk memberikan pendidikan yang baik untuk Pasteur. Harapan orangtuanya kelak Pasteur dengan pendidikan yang baik bisa mengubah nasibnya sendiri dan ikut menjaga kakak perempuannya yang mengalami disabilitas mental karena terkena penyakit saat anak-anak.

    Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik orangtuanya memutuskan pindah ke kota Arbois sekitar 40 km dari Dole. Di sinilah Pasteur mengawali pendidikan dasarnya sambil beradaptasi. Bersama teman-teman masa kecilnya dia menghabiskan waktu sorenya dengan menyusuri Sungai Cuisance yang memiliki jalan cantik dengan rumah-rumah kuno di sepanjang sisi sungainya. Pasteur tidak terlalu menonjol saat sekolah, nilainya juga tidak terlalu baik dan malah dianggap biasa-biasa saja oleh guru-gurunya. Mata pelajaran yang disukainya saat itu adalah seni dan mendapatkan nilai baik di mata pelajaran ini. Masa depannya mungkin kelak hanya menjadi penyamak kulit saja seperti ayahnya, bahkan tidak ada yang menyangka kalau Pasteur bisa menjadi seorang ilmuwan terkenal nantinya. Pasteur yang datang bukan dari keluarga kaya sadar dia harus bisa mendapatkan nilai yang baik dan mengubah pandangan guru-gurunya ini. Pasteur menambah jam belajarnya sehingga ketekunannya membuahkan hasil dengan lulus dalam pendidikan dasar. 

    Di usianya yang masih sangat muda dia harus meninggalkan kedua orangtuanya untuk melanjutkan sekolah menengah. Pasteur yang pada saat itu masih berumur 15 tahun memilih Paris untuk melanjutkan pendidikannya. Dia ternyata tidak kerasan di Paris ditambah saat itu di Paris masih ada api-api kecil sisa pemberontakan dari kaum Republik yang ingin menaklukkan sistem Monarki sehingga tidak kondusif melanjutkan pendidikan. Setelah berdiskusi kembali dengan orangtuanya dia akhirnya melanjutkan pendidikan di kota Besancon. Dia menempuh pendidikan guru dan memperoleh gelar BSc di tahun 1842 dari Royal College yang sekarang berubah namanya menjadi Le collège Victor-Hugo. Di tahun yang sama Pasteur mencoba mendaftar di École Normale Supérieure (ENS) yang berada di kota Paris. Untuk masuk ke dalam institusi ini, siswa harus melalui ujian tertulis dan lisan yang sangat kompetitif karena memang lulusannya dipersiapkan untuk menjadi tenaga pengajar di Republik yang baru saja didirikan dengan semangat kritis dan nilai-nilai sekuler pencerahan pada masa-masa Revolusi Prancis. Pasteur perlu dua kali ujian untuk bisa masuk ENS. Ujian pertamanya di tahun 1842 tidak lulus namun tidak mengendurkan semangat dan ketekunannya untuk kembali mengikuti lagi ujian di tahun selanjutnya agar bisa masuk seleksi ke ENS.  Ia melamar kembali untuk ujian masuk dan diterima pada tahun 1844. Kecemerlanganya mulai terlihat disini hasil ketekunan yang Pasteur miliki sejak masa pendidikan menengah. Di ENS dia dipercaya untuk menjadi asisten Antoine Balard, seorang ahli kimia penemu unsur kimia brom. Lulus dan meraih gelar MSc tahun 1845 dan kemudian lanjut ke pendidikan doktoral di tempat yang sama. 

    Kontribusi pertamanya dalam ilmu pengetahuan adalah mencoba memecahkan masalah tentang sifat struktur kristal tartarat dan paratartrat, senyawa kimia yang ditemukan dalam endapan anggur yang memfermentasi. Ilmuwan besar sebelumnya mengalami kebingungan saat meneliti masalah ini. Pasteur berhasil menjelaskan perbedaan keduanya dan terpukau oleh kerumitan struktur kristal-kristal kecil yang dilihatnya dari mikroskop. Dia terperangah kagum  dan menganggap keduanya sebagai bukti langsung ungkapan artistik dari Allah Sang Pencipta. Keseriusan dan kecermatannya mengamati sedetil mungkin membantunya untuk menemukan apa yang terlewatkan oleh ilmuwan sebelumnya. 

    Penelitian dan karirnya sebagai guru terus terasah saat Pasteur diminta untuk mengajar di Universitas Lille. Dia diangkat menjadi profesor kimia dan mendirikan fakultas ilmu terapan saat usianya masih 32 tahun. Di sana dia mengajar ilmuwan-ilmuwan menerapkan pengetahuan teori yang sudah mereka kuasai untuk dapat bisa mencari solusi di masalah-masalah praktis di bidang industri dan perdagangan. Kaum ilmuwan pada masa itu hanya fokus dalam penelitian teoretis sedangkan Pasteur mendambakan ilmu yang sudah dikuasainya ini dapat diterapkan sehingga bisa bermanfaat bagi orang banyak. Penelitiannya banyak dipusatkan ke proses fermentasi. Ilmuwan sebelumnya percaya bahwa pengasaman yang terjadi dalam proses fermentasi adalah karena reaksi bahan-bahan kimia yang terkandung didalamnya.  Pasteur menganggap keliru anggapan tersebut, dan dalam penelitian lanjutan tentang proses fermentasi dia mampu menjelaskan dengan cermat jikalau fermentasi ini terjadi karena bantuan makhluk kecil yang disebut mikroba. Proses ini selain mencegah susu menjadi asam juga bisa mengawetkan banyak jenis makan lain. Proses ini dinamai pasteurisasi dan inilah satu-satunya penghargaan yang dia terima. Selain itu emuan Pasteur ini juga turut andil dalam terbentuknya cabang ilmu mikrobiologi.  

    Teori yang Pasteur dapat juga diterapkan untuk membantu kelompok petani di Prancis yang bergelut di industri sutra. Mengajar para petani untuk mendeteksi telur-telur ulat sutra yang terjangkit penyakit untuk dimusnahkan sehingga tidak merusak telur-telur yang bagus. Dari sinilah lahir juga gagasan bahwa banyak penyakit yang diderita manusia dan hewan disebabkan oleh kuman (mikroba yang berbahay) yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh. 

Pasteur perlu jangka waktu dua belas tahun lamanya untuk bergabung kembali ke ENS dan dipercaya menjadi Direktur Kajian Ilmiah di sana. Pasteur juga sudah mulai dikenal namanya oleh ilmuwan-ilmuwan besar lainnya. Pasteur dengan dasar keilmuannya menolak gagasan lama tentang pemunculan spontan tentang keyakinan bahwa benda hidup timbul dari benda yang tidak hidup. Pasteur menunjukkan dengan jelas dan berani bahwa kehidupan berasal dari kehidupan. Sebagai konsekuensinya, Pasteur menjadi penentang kuat teori evolusi Charles Darwin. Banyak yang menentang gagasan Pasteur bahkan ada yang seperti dilecehkan karena penelitian yang berhasil dipecahkan datang dari seorang yang ahli kimia bukan dari ilmu kedokteran. 

Dengan begitu banyak sumbangsihnya dalam dunia kesehatan pemerintah Prancis menganuhgrahkan Legion of Honour yakni tanda penghargaan tertinggi yang mempunyai motto Honneur et Patrie ("Kehormatan dan Tanah Air"). Penghargaan dan pengakuan orang lain yang didapatkan Pasteur tidak datang tiba-tiba tapi dari ketekunan dan tekadnya untuk membantu sesamanya. Pasteur menikah dengan Marie Pasteur di tahun 1849 , dari pernikahannya ini dia mempunyai lima anak dan tiga anaknya harus meninggal karena penyakit. Lalu dia dibesarkan bersama kakak perempuannya yang harus mengalami disabilitas mental, hal ini sedikit lebih juga ikut memacunya untuk menyelamatkan orang lain dari kepedihan kehilangan anak dari penyakit. 

Pasteur meninggal di usia 73 tahun di kediamannya Marnes-la-Coquette, Perancis. Banyak hal yang sudah dia kerjakan selama masih hidup. Dia tidak melihat ada pertentangan antara ilmu dan kekristenan. Dia percaya bahwa ilmu membawa manusia lebih dekat kepada Allah. Pasteur merasakan langsung bukti kearifan dan rancangan Sang Pencipta saat meneliti setiap masalah yang sedang ditelitinya. “Semakin saya mempelajari alam, semakin saya mengagumi karya sang pencipta,” tegas Pasteur. Benarlah yang dikatakan Amsal 1:7, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Rumah tempat dia dilahirkan di tepian Canal des Tanneurs sekarang dijadikan museum. Dan diharapkan tidak hanya sekedar museum biasa saja tetapi juga menjadi tempat yang bisa mengeksplorasi ilmu pengetahuan dan menggabungkan pendekatan artistik dengan sosial untuk ilmu pengetahuan yang berdasarkan karya dan warisan Louis Pasteur.