Telusur Jalan Keselamatan

Telusur Jalan Keselamatan

Pengantar

Kehidupan merupakan proses dinamis yang berisikan banyak pasang-surut, gelombang-rata, maupun lurus-kelok bagi tiap individu yang menjalaninya. Sebagai manusia, kita pun sudah sangat akrab dengan kehadiran berbagai peristiwa dan pengalaman yang menimbulkan ragam emosi. Adakalanya hari-hari kita diisi dengan suka, namun ada juga masa ketika hati dan pikiran seolah tertutup oleh kabut pekat emosi luka. Seluruhnya tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditampik. Oleh sebab itu, setiap manusia perlu secara sadar dan berani menghadapi dinamika itu demi kelanjutan jalannya kehidupan.

Persoalan besar lain yang dihadapi oleh manusia adalah perihal ‘jalan’ kehidupan yang sedang dia telusuri. Mungkin ada orang yang mempertanyakan, “Apakah ini jalan hidup saya?”, “Apakah saya berada di jalan yang benar, seperti yang TUHAN kehendaki?”, “Apakah jalan ini dapat menghantarkan saya kepada tujuan yang tepat atau justru menuju ruang tanpa arah?” Pertanyaan-pertanyaan ini pun menjadi indikator kenyataan atas keresahan eksistensial manusia sebagai makhluk yang ‘merasa’ dan berpengharapan. Artinya, menggumuli hal tersebut merupakan sebuah kewajaran yang perlu dinikmati dalam terang iman, secara khusus sebagai umat TUHAN.

Berita Natal atau kelahiran Kristus, yang pertama-tama dinikmati oleh sejumlah kelompok manusia pada ribuan tahun yang lalu, pun menjadi ‘jalan’ yang diperlukan oleh mereka. Kelahiran Yesus Kristus telah menuntun mereka untuk menelusuri jalan hidup yang menghadirkan transformasi secara menyeluruh. Misalnya saja, pengalaman para orang majus dari Timur yang berjalan hingga ke Betlehem untuk meluapkan sukacita atas kelahiran Sang Raja (bdk. Matius 2:1-12). Kemudian, ada kelompok gembala yang segera menelusuri jalan untuk mencari sang Juruselamat sesuai dengan kabar yang disampaikan oleh malaikat kepada mereka (bdk. Lukas 2:8-20). Ada pula Zakharia yang dalam nyanyian syukur atas kelahiran Yohanes, anaknya, berharap agar ia dapat ‘berjalan’ untuk mempersiapkan kedatangan sang TUHAN (bdk. Lukas 1:67-80).

Kisah para tokoh yang dapat kita temukan di dalam injil terkait kelahiran Yesus Kristus tadi telah menunjukkan bahwa ‘jalan’ menjadi salah satu kata kunci yang muncul dengan beragam nilai dan pemaknaan yang sangat kuat. Jalan itulah yang membawa mereka untuk berjumpa dengan Sang Raja. Jalan itulah yang membawa mereka untuk menemukan Sang Juruselamat. Jalan itu pula yang perlu ditelusuri sebagai bentuk pengabdian iman dalam menyambut kehadiran Yesus Kristus. Oleh sebab itu, pada tahun liturgi ini Lembaga Alkitab Indonesia mengajak para Sahabat Alkitab untuk menelusuri jalan keselamatan melalui rangkaian refleksi Natal bertajuk ‘Telusur Jalan Keselamatan’.

Telusur Jalan Keselamatan (disingkat TJK) merupakan sebuah upaya yang dapat kita lakukan bersama sebagai umat TUHAN yang mempersiapkan diri menelusuri jalan keselamatan sebagai bentuk pemaknaan perayaan atas kelahiran Yesus Kristus. Anda dapat mengikuti rangkaian proses pada masing-masing tulisan TJK, entah secara personal maupun komunal. Setiap materi membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit atau lebih, sesuai dengan kebutuhan reflektif masing-masing pembaca. Intinya, silakan sediakan waktu yang tepat guna menikmati firman TUHAN secara romantis, bukan dalam suasana yang terburu-buru. Berdasarkan semua ini, LAI berharap rangkaian tulisan TJK dapat menjadi suplemen beriman bagi setiap umat TUHAN dalam menghadapi dinamika kehidupan, secara khusus di tengah masa perayaan kelahiran Yesus Kristus, sang Juruselamat.

 

Download kumpulan renungan disini