Diutus Menjadi Saksi Kebangkitan Kristus

Renungan

Bersamaan dengan kondisi hati dan perasaan yang campur aduk, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome pergi ke kubur Yesus untuk melakukan ekspresi kasih mereka kepada Sang Guru yang telah mati. Meski hanya di dalam kubur, tanpa ada interaksi yang biasa mereka lakukan selama ini, ketiga murid Yesus ini tetap datang dengan kerinduan yang begitu besar untuk menjumpai tubuh Yesus Kristus. Meski demikian, niatan itu pun bukanlah tanpa halangan. Mereka kebingungan mengenai siapa yang akan membuka pintu dari kubur Yesus yang terbuat dari batu dan terlalu berat untuk digulingkan oleh ketiganya. Namun, pada momen inilah peristiwa besar yang melampaui akal ketiganya terjadi.

Pintu kubur itu sudah terbuka dan tubuh Sang Guru sudah tidak ada di dalamnya. Tentu saja, mereka menyangka bahwa ada orang yang mencuri tubuh itu. Hal ini tidak hanya menimbulkan luka yang semakin mendalam bagi para pengikut Yesus Kristus, melainkan juga berpotensi menimbulkan masalah yang membahayakan keberadaan mereka. Ekspresi ini ditampilkan oleh penulis injil Markus yang menunjukkan bahwa ketiga murid itu pun pulang dengan ketakutan atas peristiwa yang baru saja mereka alami.

Meski demikian, terdapat suatu perintah yang disampaikan oleh sosok muda di dalam kubur Yesus kepada para perempuan itu yang juga sangat penting untuk kita refleksikan di hari Paskah ini. Tanpa mereka sadari, itulah hari kebangkitan Yesus Kristus dari kematian yang semestinya tidak hanya menjadi kabar baik bagi para pengikut Yesus melainkan juga bagi dunia. Kebangkitan Sang Juruselamat adalah tanpa kekalnya janji dan keselamatan di dalam Tuhan yang telah Ia berikan bagi dunia. Itulah mengapa, ketiga perempuan itu diberikan mandat untuk menyampaikan berita kebangkitan tersebut agar sukacita dan dampak kebangkitan Kristus tidak hanya dinikmati di dalam kubur kosong tersebut, melainkan menjadi nampak di seluruh dunia.

Sebagai murid-murid Kristus yang hidup di masa sekarang bertepatan dengan perayaan Paskah di hari ini pun kita mendapatkan mandat yang perlu direfleksikan dan diwujudkan dalam hidup keseharian, yakni kita diutus untuk menghidupi sukacita dari berita kebangkitan Kristus. Kita tidak cukup merayakan dan menikmati kesukacitaan tersebut di dalam ruang ibadah, melainkan juga dalam ruang-ruang hidup lainnya di mana Tuhan mengutus kita. Inilah tanggung jawab iman yang perlu terus menjadi nyata dalam hidup setiap pengikut Kristus yang merayakan dan mensyukuri kebangkitan Sang Juruselamat. Namun, menjadi saksi kebangkitan Kristus bukanlah tanpa tantangan. Ada banyak hambatan dan persoalan yang sangat mungkin muncul untuk meruntuhkan semangat serta komitmen iman kita dalam menjalani peran tersebut. Meski demikian, inilah bagian dari petualangan iman yang perlu kita jalani guna menghidupi dampak kebangkitan Kristus dalam kehidupan kita.