-->

Minggu Prapaskah 2 2024


Minggu Prapaskah 2
25 Februari 2024

Iman Pada Diri Umat Yang Menerima Keselamatan

Roma 4:13-25

Salah satu kesadaran yang mesti dimiliki oleh setiap umat Tuhan adalah pengakuan bahwa keselamatan yang mereka miliki adalah anugerah dari Tuhan, bukannya hasil dari upayanya sendiri. Tidak ada langkah yang dapat manusia lakukan yang sebanding atau pun dapat menghasilkan keselamatan. Justru, keselamatan itu telah diberikan melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus karena manusia tidak dapat melakukannya. Namun, hal ini pun dapat menjadi tantangan atau celah bagi pandangan iman yang korup.

Celah tersebut adalah perihal pemahaman manusia yang justru menganggap rendah keselamatan itu sendiri. Alih-alih menjadi manusia yang penuh syukur dan komitmen mengikuti Sang Juruselamat, seseorang justru dapat membangun perilaku yagn tidak bertanggung jawab terhadap keselamatan yang telah diberikan. Tidak jarang pula seseorang menganggap keselamatan yang telah diberikan itu telah memberikan kesempatan yang besar untuk bertindak sesuka hatinya. Tentu saja cara pandang iman semacam ini adalah keliru dan perlu ditinggalkan.

Tulisan dari Paulus dalam surat Roma ini pun mengingatkan jemaat tentang pentingnya peranan iman dalam relasi dengan Tuhan. Ia menggunakan narasi hubungan antara Abraham dengan Tuhan sebagai cara untuk menegaskan pentingnya sikap, komitmen dan totalitas diri dalam mengikut Tuhan. Hal itu sekaligus menjadi respons nyata dari Abraham terhadap inisiatif Tuhan yang telah melibatkan Abraham dalam ikatan janji berkat yang tak lekang oleh waktu. Paulus menitikberatkan pengajarannya pada upaya iman Abraham yang tetap teguh kepada Tuhan di tengah segala tantangan dan problematika yang ada, termasuk perihal kelemahan fisik yang semakin menurut. Namun, itu semua tidaklah menjadi penghalang bagi iman Abraham untuk terus terikat dan setia kepada Tuhan. Inilah bukti iman yang bertanggung jawab dan tidak main-main dalam menjalani hubungan bersama Tuhan.

Di dalam kesadaran akan keselamatan yang telah Kristus hadirkan, kita pun sangat perlu mendalami, memaknai dan mengevaluasi ulang sikap diri dalam merespons kasih Tuhan. Masa prapaskah pun memberikan kita banyak kesempatan yang sangat relevan untuk mendalami nilai keselamatan tersebut. Sungguh tidak layak jika keselamatan yang tak ternilai itu justru direspons dengan sikap beriman yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, iman yang kita miliki pun idealnya mewujud sebagai respons yang nyata, jelas, penuh komitmen, dan tidak main-main sebagai umat Tuhan yang menghidupi keselamatan dari-Nya. Artinya, iman pada diri seseorang yang menerima keselamatan berarti mewujud dalam sikap hidup yang bertanggung jawab, terus menunjukkan pertumbuhan selaras dengan nilai kebenaran firman Tuhan, dan terus menjalin relasi yang komunikatif dengan Sang Juruselamat.