-->

Minggu Prapaskah 5 2024


Minggu Prapaskah 5
17 Maret 2024

Hati-hati Terhadap Hidup Yang Melanggar Perjanjian-Nya

Yeremia 31:31-34

Renungan

Bagaimana respon anda pada saat ada seseorang yang ingkar janji kepada anda? Marilah kita berandai sejenak. Bayangkan anda sudah bersepakat dengan salah seorang teman untuk bertemu di salah satu lokasi favorit. Namun, setelah 1 jam menunggu ternyata dia tak kunjung tiba hingga dia memberi kabar tidak dapat datang karena alasan yang juga tidak jelas. Kira-kira, perasaan apa yang muncul pada diri anda? Sekarang cobalah bayangkan sebuah situasi yang jauh lebih sulit dan lebih rumit daripada contoh barusan mengenai ingkar janji. Apakah anda pernah menjadi korban ingkar janji yang berdampak begitu besar dalam relasi antara anda dan orang tersebut. Atau, jangan-jangan justru anda menjadi pelaku ingkar janji tersebut?

Di dalam hubungan antara Tuhan dengan umat Israel pun terjadi masalah ingkar janji yang begitu berdampak terhadap pola relasi di antara keduanya. Sudah tentu pihak yang melanggar kesepakatan itu adalah umat Israel karena Tuhan tidak pernah dan tidak mungkin mengingkari janji-Nya sendiri. Bangsa Israel selama turun-temurun telah melawan Tuhan dengan beragam perilaku dosa yang juga menjadi indikator bahwa mereka tidaklah menghargai relasi antara mereka dengan Tuhan itu sendiri. Mereka tidak dapat menjaga perjanjian yang justru membawa mereka kepada kehidupan dan kebebasan.

Beragam perilaku dosa yang mereka pertahankan telah menjadi tanda bahwa mereka tidak ingin hidup di dalam perjanjian relasi dengan Tuhan. Padahal, perjanjian itu bukanlah cara Tuhan untuk menjebak orang Israel dengan memosisikan mereka menjadi tidak berdaya, apalagi mengalami kerugian besar. Justru, perjanjian itu merupakan bentuk inisiatif kasih dan cara Tuhan untuk membawa mereka mengalami kehidupan penuh berkat dengan menjadi milik-Nya. Namun, dampak perjanjian yang Tuhan siapkan itu pun membutuhkan respons nyata dari orang Israel yakni berupa kesetiaan dan komitmen iman menjadi umat Tuhan. Sungguh disayangkan karena orang Israel pun gagal melakukannya.

Terlepas dari beragam dosa yang dilakukan oleh orang Israel dan perjanjian yang telah dilanggar oleh mereka, ternyata kasih Tuhan tidaklah sirna. Bahkan, Tuhan kembali menunjukkan inisiatif dan luapan kasih-Nya yang begitu mendalam bagi umat-Nya. Tuhan memilih untuk membangun ulang relasi dengan umat-Nya. Lebih tepatnya, Tuhan memberikan kembali kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki pola relasi yang telah mereka rusak akibat ketidaktaatan dan kegagalan komitmen dalam menjaga janji relasi sebelumnya. Tidak sampai di situ, Tuhan juga memberikan modal tambahan untuk menolong umat dalam mempertahankan janji berelasi dengan-Nya, yakni melalui kehadiran firman yang terukir dan terpatri tidak di atar loh batu maupun gulungan kertas, melainkan di hati setiap umat yang bersedia menjaga janji relasi tersebut.

Sahabat Alkitab, pada Minggu Prapaskah kelima ini kita telah diperhadapkan kepada sebuah pola relasi antara umat dengan Tuhan yang semestinya dijaga dalam komitmen dan ketaatan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia seringkali menjadi celah bagi kehadiran perilaku yang menciderai kemurnian relasi yang Tuhan bangun untuk kita. Entah sadar maupun tidak sadar, kita justru melanggar komitmen iman dengan beragam perilaku dosa yang maish kita pertahankan hingga saat ini. Oleh sebab itu, seruan pertobatan tidaklah menjadi pesan kenabian yang usang, melainkan selalu menjadi relevan untuk kita dengarkan dan terapkan dalam hidup yang merespons keselamatan dari Sang Juruselamat.