Diceritakan dalam Kitab 1 Raja-raja 11-14-25 bahwa pada akhirnya kerajaan Salomo hancur dan direnggut oleh tangan pegawai kepercayaannya sendiri yaitu Yerobeam serta menyisakan sedikit untuk Salomo sebagai pernghargaan kepada Daud ayahnya. Kejatuhan Salomo tidak disebabkan oleh perang atau banyaknya orang-orang yang memusuhinya. Salomo hancur karena perbuatannya sendiri.
Akibat dari perbuatannya itu, Salomo harus kehilangan semua yang telah dia usahakan dari nol. Salomo mulai sebagai orang yang mengasihi Tuhan, berjalan menurut ketetapan-ketetapan Allah dan membangun bait-Nya (1Raj 3:3; 6:1). Ia mengalami kasih, kasih karunia, dan keselamatan Allah; kepadanya diberikan pengertian rohani yang khusus (1Raj 3:10-14; 2Sam 12:24), dan ia menulis sebagian Alkitab di bawah ilham Roh Kudus. Kehidupan yang bergelimang harta, tahta dan wanita telah membuat Salomo melupakan Tuhan dan menyembah ilah-ilah lain. Lebih menyedihkan lagi, hingga akhir hidupnya, tidak pernah tercatat bahwa Salomo menyesali perbuatannya itu.
Sahabat Alkitab, manusia sering lupa diri saat ia berada di puncak popularitas dan memiliki kekayaan dan kedudukan yang lebih dari orang lain. Walaupun kita sering berkata kepada diri kita sendiri bahwa kita tidak akan menjadi orang yang sombong apabila kelak kita sudah kaya dan terkenal, tapi sekalilagi kekayaan, jabatan, ketenaran lebih sering membuat kita menjadi sombong. Diakui atau tidak, kita melakukannya. Kisah Salomo kiranya menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak menjadi sombong dan selalu sadar pada siapa diri kita. Pepatah mengatakan “masih ada langit di atas langit” jangan sampai hidup kita berakhir seperti Salomo.
Salam Alkitab Untuk Semua.