Peletakan batu pertama sebagai dasar pembangunan Bait Suci merupakan tindakan iman umat Israel sebagai pengikut Tuhan. Niat itu mereka ungkapkan dalam bentuk pembanguan tempat ibadah dengan penuh suka cita. Pelatakan batu pertama itu bahkan diiringi dengan suka cita yang luar biasa, dengan sorak-sorai, tabuh-tabuhan dan nyanyi-nyanyian bagi Allah. Sambil terus memuji, “TUHAN itu baik; dan kasihnya kepada Israel kekal abadi.” Semua yang hadir larut dalam sukacita itu, bahkan mereka yang lanjut umurnya menangis bahagia dengan suara keras. Hingga tidak dapat dibedakan tangisan bahagia dengan tangisan dukacita. Semua membaur jadi satu.
Hal yang menarik dari kisah ini adalah besarnya kuasa/dampak dari sukacita dan kebahagiaan yang dialami umat Israel kepada hidup orang lain di sekitarnya. Bayangkan saja, yang ada di Yerusalem tidak hanya orang-orang Israel, tetapi juga orang-orang dari suku bangsa lainnya dan mungkin mereka juga tidak mengenal Allahnya orang Israel. Tetapi dalam kisah ini, mereka semua seperti terhanyut dan melebur dalam kegembiraan yang sama yang dirasakan orang-orang Israel atas kebaikan Allah mereka.
Sahabat Alkitab, kisah ini merupakan contoh yang sederhana, bahwa apapun yang kita lakukan jika semua itu baik, maka pasti berdampak bagi orang-orang di sekitar kita. Karena itu, ketika kita berada di rumah maupun di kantor, hendaklah kita menunjukkan aura positif, kegembiraan, dan sukacita maka orang-orang di sekitar kitapun akan turut merasakannya. Demikian juga sebaliknya, jika kita selalu bersungut-sungut, murung, sedih, marah, maka orang-orang disekitar kitapun akan terpengaruh dengan suasana tersebut. Akibatnya, kita menciptakan lingkungan yang kurang nyaman bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Mari hidup yang berdampak bagi orang-orang di sekitar kita.