Dalam sebuah acara pesta perayaan pastilah berlimpah makanan dan minuman yang dapat dinikmati oleh setiap peserta yang hadir. Makanan dan minuman yang disajikan biasanya akan menambah suasana sukacita yang terdapat di dalam pesta perayaan. Rona wajah yang bahagia dari setiap peserta mewarnai suasana pesta perayaan yang sedang berlangsung. Namun, bisa saja dari antara peserta yang hadir ada yang sedang merasakan kegaulauan di dalam hatinya walau rona wajahnya tampak bahagia. Setelah pesta perayaan pun usai, bisa saja rona wajah yang tadinya bahagia berubah menjadi sendu dan lesu oleh karena kegaulauan hati yang sedang dirasakannya.
Pada puncak acara perayaan Pondok Daun, Tuhan Yesus mengundang bagi siapa saja yang merasa haus untuk datang kepada-Nya dan minum. Dalam hal ini bukan berarti pada saat perayaan itu berlangsung tidak ada minuman sehingga mereka semua kehausan. Namun, yang dimaksudkan haus di sini adalah haus secara rohani. Betapa menarik membayangkan Tuhan Yesus berdiri di Bait Allah di antara sekumpulan musafir, sambil berseru memanggil mereka datang kepada-Nya untuk menerima berkat Roh-Nya yang memberi hidup. Tuhan Yesus pada saat itu melihat bahwa mereka berpesta, tetapi hati mereka mengalami kekosongan, ketakutan, kegalauan sehingga terciptalah sebuah pesta tanpa sukacita yang sebenarnya.
Sahabat Alkitab, hari ini kita sedang berada di dalam momen perayaan natal, perayaan yang kita rayakan setiap tahunnya untuk merayakan lahirnya Sang Juruselamat. Apakah kita benar-benar sudah merasa bersukacita setiap hari karena Juruselamat telah lahir bagi kita? Atau hanya bersukacita pada setiap perayaan natal saja? Lalu, apakah sukacita natal kita tahun ini terasa berkurang karena adanya pandemi Covid-19? Kristus telah mengundang kita semua untuk datang kepada-Nya agar kita mengalami kepuasan sejati dan abadi, bukan seperti kepuasan yang ditawari oleh dunia yang hanya sesaat saja dan berlalu begitu saja.
Salam Alkitab Untuk Semua