Masih di dalam pasal yang sama kita telah menemukan dua kisah pembebasan orang yang kerasukan setan, bersiringan dengan rangkaian tindakan penyembuhan yang Tuhan Yesus lakukan. Tentu saja, tindakan-tindakan ini bukan sekadar menunjukkan spektakularitas Diri Yesus Kristus, tetapi juga berisikan nilai dan makna yang sangat mendalam untuk disadari oleh para pembaca. Semua perbuatan Yesus Kristus ini menunjukkan betapa besarnya kasih Tuhan untuk mengambil setiap orang yang terampas kebebasannya agar dapat kembali mengalami hidup bersama dengan dan sebagai komunitas Allah yang hidup dalam kebebasan. Kuasa yang Tuhan Yesus hadirkan telah mendatangkan pembebasan dan pemberdayaan bagi setiap orang yang mengalaminya. Kuasa dari Tuhan Yesus itulah yang membuat ibu mertua Simon menjadi sembuh dari sakitnya hingga dia mampu menjamu seluruh tamu yang hadir di rumahnya. Kuasa Tuhan Yesus itu pula yang telah memberikan kebebasan bagi setiap orang yang telah dirampas kebebasannya oleh Setan pada saat mereka kerasukan. Kuasa dari Tuhan Yesus telah memulihkan daya para individu tersebut dan mengembalikan mereka kepada kondisi prima untuk menjalankan perannya masing-masing sebagai seorang manusia.
Kisah penyembuhan dan pelepasan dari kerasukan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus pada perikop ini kiranya dapat meresap ke dalam hati setiap orang percaya, termasuk kita para pembaca di masa sekarang, untuk menyadari nilai pemberdayaan yang dihadirkan oleh kuasa Tuhan. Sesungguhnya, setiap umat Tuhan pun memiliki peran yang sangat penting untuk mengupayakan dan mewujudkan pemberdayaan tersebut. Kita perlu menyadari bahwa masing-masing kita telah mendapatkan dan mengalami pembebasan serta pemberdayaan oleh kuasa kasih Tuhan yang tak terbatas dan tak bersyarat. Kemudian, sebagai umat yang diutus untuk menjadi saluran berkat Tuhan kita pun berkewajiban untuk menghadirkan segala bentuk pemberdayaan melalui setiap tindakan nyata yang dapat kita lakukan. Kita tidak hanya harus mencari orang sakit untuk disembuhkan atau mendapatkan orang kerasukan untuk dilepaskan sebagai wujud menghadirkan pemberdayaan secara nyata. Namun, kita dapat memulainya dengan berbagai tindakan sederhana yang mewujud dalam keseharian. Contoh sederhana: kita bersedia mendengar keluhan orang terkasih atas segala beban hidup yang mereka rasakan, mendoakan mereka dan menunjukkan solidaritas sehingga mereka tidak merasa sendirian menjalani hidupnya. Tentu masih banyak tindakan pemberdayaan yang dapat kita wujudkan. Pertanyaannya sekarang, maukah anda melakukannya?