Setiap relasi menghadirkan dinamikanya tersendiri. Demikian halnya relasi kita dengan Allah. Seringkali terdapat berbagai dinamika disana. Dalam doa kita sering memohon kepada-Nya, tetapi pada satu titik kita mempertanyakan apakah doa serta permohonan kita didengarkan-Nya dan akan dikabulkan-Nya. Mungkin ada banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang muncul, tetapi satu hal yang pasti kita mau belajar untuk berpegang teguh kepada kebenaran yang berlandaskan relasi dengan-Nya.
Teks kita hari ini menggambarkan sebuah peristiwa yang terjadi saat Yesus baru saja selesai berkhotbah di atas bukit. Banyak orang takjub akan pengajaran-Nya. Orang-orang datang bergantian untuk mengikuti Dia. Kemudian datanglah orang dengan penyakit kulit yang menajiskan. Ia sujud menyembah dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat menahirkan aku”: Sungguh sebuah pertanyaan yang menarik untuk direfleksikan lebih dalam. Dari pertanyaan ini tersirat pesan bahwa ia tidak meragukan kuasa Yesus untuk menyembuhkan, melainkan bentuk perendahan diri untuk bertanya mengenai kesediaan Tuhan. Artinya dari pertanyaan tersebut ia hendak menyatakan keberserahan penuh kepada Yesus. Selain itu yang dimintanya adalah penahiran. Hal tersebut lebih utuh dari sekedar sembuh melainkan pemulihannya secara sosial dan spiritual. Pada zaman itu orang dengan penyakit kulit yang menular akan dikucilkan secara sosial dan spiritual, mereka dianggap kena tulah karena dosa-dosa mereka.
Rupanya Yesus berkenan menyembuhkannya. Setelah disembuhkan dari sakitnya, Ia memerintahkan orang itu untuk memberikan kesaksian kepada imam. Hal tersebut diperintahkan-Nya karena Ia menginginkan orang itu mengikuti hukum Taurat dan memberikan kesaksian bagi imam-imam melalui pemenuhan hukum Musa (Imamat 14). Ini bentuk pemulihan orang itu secara fisik tetapi juga sosial dan spiritual. Memang tidak diceritakan dalam teks apakah benar orang tersebut akhirnya menemui imam dan mempersembahkan kurban. Namun jika itu benar dilakukan, betapa berani dan besar imannya, mengingat sebelumnya ia adalah orang yang terpinggirkan.
Sahabat Alkitab, marilah tetap hidup dengan berpegang teguh pada iman yang benar kepada-Nya. Diantara banyaknya permohonan yang kita sampaikan kepada Tuhan janganlah lupa untuk tetap memelihara keberserahan penuh kepada-Nya. Sampaikanlah permohonan kita dengan penuh keyakinan, tetapi landaskanlah permohonan itu dalam kedaulatan Tuhan yang mengatasi segala sesuatu. Percayalah bahwa pada akhirnya Tuhan adalah Bapa yang baik bagi setiap insan yang berserah penuh kepada-Nya.