Di tengah perkembangan dunia industri, khususnya pakaian, yang menghasilkan banyak produk yang terus berkembang ternyata masih cukup banyak orang yang menyukai produk-produk buatan tangan atau handmade. Bagi orang-orang ini, produk pakaian yang dibuat tangan, apalagi bersifat made to order atau dibuat sesuai pesanan memiliki nilai yang jauh lebih sentimental dan berkualitas dibanding yang dihasilkan dari hasil mesin-mesin pabrik. Memang, pada umumnya produk-produk buatan tangan memiliki harga yang jauh lebih tinggi daripada produk yang dihasilkan secara masih oleh mesin. Namun, setiap konsumen tentu memiliki pertimbangan yang lebih ia prioritaskan dalam memilih produk yang ingin ia gunakan.

Catatan pada bacaan hari ini mungkin terkesan sebatas laporan teknis mengenai pekerjaan umat Israel pada masa-masa awal pembentukan infrastruktur ritus keimanan mereka. Namun, di balik itu terdapat nilai yang begitu besar untuk disadari oleh kita, sebaga umat TUHAN di masa sekarang. Secara khusus, kita perlu menggumuli secara lebih serius terkait setiap tindakan dan karya yang kita lakukan, dalam hal ini terkait kehidupan melayani maupun peribadahan di gereja. 

Bangsa Israel pun membuat segala keperluan Kemah Suci dengan tangan mereka masing-masing. Semuanya adalah kasih rajutan dan bentukan tangan dari para individu yang memiliki keahlian yang sesuai untuk mengoptimalkan pembangunan Kemah Suci. Setiap orang hadir dan memberikan dirinya untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan demi mendukung efektivitas ritus kehidupan beriman sebagai umat TUHAN. Melalui catatan ini, umat Israel sebagai umat TUHAN menunjukkan bahwa setiap karya yang mereka kerjakan idealnya dihasilkan secara sungguh-sungguh layaknya karya seni yang bernilai tinggi. Mereka memberikan upaya maksimal untuk menghasilkan karya terbaik yang mereka persembahkan kepada TUHAN.

Sahabat Alkitab, marilah kita renungkan bacaan hari ini ke dalam diri masing-masing. Apakah kita sudah memberikan upaya yang penuh keseriusan dalam menghasilkan karya yang layak untuk dipersembahkan kepada TUHAN? Atau, jangan-jangan kita masih terlalu malas untuk merancang segala sesuatunya secara maksimal. Marilah kita bangun keseharian yang bersungguh-sungguh memuliakan TUHAN melalui setiap karya hidup yang dapat kita persembahkan kepada-Nya.  Itulah karakter pelayanan yang perlu kita wujudkan, entah dalam hidup bergereja maupun berbagai kegiatan harian di luar lingkup gerejawi.