Kisah ini adalah satu saduran dari tradisi Suku Benyamin. Orang-orang Gibeon tidak berasal dari Kanaan, tetapi tinggal di tengah-tengah bangsa Kanaan. Ini menjelaskan alasan mereka yang berusaha untuk bergabung dengan suku-suku Israel. Pemberian makanan dan minuman oleh orang-orang Gibeon kepada Yosua adalah salah satu siasat mereka untuk bisa tinggal di tengah mereka. Persekutuan ini dianggap bertentangan dengan hukum perang suci, seperti yang dicatat dalam Yosua 6:17. Namun sumpah tetaplah sumpah, yang tidak bisa dilanggar atau diingkari. Oleh karena itu, bangsa Israel harus menjaga dan melakukannya meskipun tanpa seizin Allah.
Situasi yang dialami oleh Yosua dan bangsa Israel acap kita alami pada dewasa ini. Mungkin tidak selalu janji, tapi menentukan pilihan ataupun melakukan suatu hal. Sekilas memang seperti bukan masalah besar. Namun disadari atau tidak, diakui atau tidak, saat kita berjanji ataupun melakukan suatu hal tanpa melibatkan dan meminta persetujuan Allah tidak berujung pada damai sejahtera – bahkan ada beberapa yang mengalami kemalangan, sekalipun itu yang kita pikir satu kebaikan!
Patutlah kita jadikan contoh dan pengingat diri kita dari yang dialami oleh bangsa Israel, bahwa persetujuan Allah adalah hal mendasar bagi kehidupan setiap kita dan sangat penting. Tidak sembarang berucap janji ataupun gegabah dalam bersikap dan melakukan sesuatu, tapi kita harus mengambil waktu khusus untuk meminta hikmat dari Allah terlebih dahulu.
Salam Alkitab Untuk Semua