Menghadapi pergumulan yang tak kunjung usai memang dapat menjadi sebuah tantangan iman. Banyak pertanyaan yang mungkin muncul dan sangat berpotensi untuk menimbulkan keraguan. Kita mungkin bertanya tentang, kapan masalah ini akan berakhir? Mengapa hal ini terjadi kepada saya dan keluarga? Kenapa TUHAN seperti membisu dan tak acuh? Alhasil, berbagai konsep pengajaran iman dan firman TUHAN yang membicarakan perihal janji, kasih dan karya penyelamatan TUHAN pun menjadi sesuatu yang tidak dapat diterima.
Kondisi di atas sangat mungkin dialami oleh orang Israel yang sedang menghadapi pembuangan. Berdasarkan setiap nubuatan yang sudah disampaikan oleh beberapa nabi mengenai pembuangan tersebut, nampaknya sudah cukup untuk menimbulkan kesadaran pada diri orang Israel bahwa mereka telah berdosa di hadapan TUHAN. Persoalannya adalah kesadaran akan keberdosaan tidak serta-merta menghilangkan pengalaman pahit yang sedang mereka rasakan. Kondisi hidup mereka tidak dapat berubah sekejap hanya karena kesadaraan tersebut. Di tengah kondisi seperti inilah harapan terkesan menjadi semakin samar.
Kehadiran firman TUHAN seperti yang terekam dalam pasal ini pun menjadi sebuah sapaan penuh kasih yang membangkitkan harapan umat Israel. Firman ini telah menunjukkan bahwa masalah tidak akan menjadi penghalang kasih dan kuasa TUHAN yang penuh kuasa transformatif. Pesan firman TUHAN ini pun berlaku bagi setiap umat yang sedang bergumul dalam kekalutan hati dan iman yang berjuang untuk bertahan. Layaknya tulang-belulang yang mendapatkan kehidupan, begitu pula setiap hati yang rapuh di hadapan TUHAN akan disegarkan dan dibalut kasih-Nya.