Terkadang sebagai manusia, kita lebih banyak menghasilkan pertanyaan yang didasari keraguan dibanding pernyataan yang dilandasi iman. Pada satu sisi, tentu hal semacam ini adalah pengalaman yang sangat manusiawi. Terlebih lagi ketika seseorang sedang berada di tengah situasi hidup yang sangat tidak kondusif dan dipenuhi oleh banyaknya kegagalan, kekecewaan, dan ketidakpastian atas segala rancangan serta harapan yang sudah ia miliki. Belum lagi, banyak kondisi hidup yang begitu asing yang belum pernah ia temui sebelumnya sehingga membuatnya cukup kebingungan untuk merespons secara tepat. Alhasil, ia pun cenderung memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada Tuhan, bukan sebagai bentuk antusiasme melainkan pesimisme dalam beriman. Itulah mengapa, menahan diri dan memberikan ruang bagi kehendak Tuhan adalah sangat penting untuk dimiliki oleh setiap umat Tuhan dalam menjalani kehidupan yang penuh misteri serta kadang berjalan tidak sesuai rancangannya sendiri.
Orang Israel pun melakukan hal yang serupa pada saat mereka ingin menyeberangi sungari Yordan. Seperti perkataan Yosua kepada bangsa Israel, peristiwa penyeberangan ini adalah langkah baru yang sangat penting bagi masa depan mereka dalam pemenuhan janji turun-temurun dan menjadi pengalaman asing yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Artinya, langkah ini pun akan membawa mereka ke dalam lingkungan, lokasi, situasi, dan kondisi hidup yang sungguh berbeda. Pengalaman baru ini pun sangat mungkin menimbulkan ketakutan dan beragam respons lain yang justru menjadi penghambat bagi bangsa Israel untuk mengalami pemenuhan janji dari Tuhan. Tentu saja, hal ini sangat mungkin terjadi mengingat generasi terdahulu bangsa Israel telah melakukannya pada masa-masa awal mereka keluar dari tanah Mesir. Itulah mengapa, tindakan Yosua dengan menyuruh seluruh bangsa memberikan jarak untuk berjalan di belakang suku Lewi yang mengusung Tabut Perjanjian adalah tepat. Jarak ini pun telah menjadi ruang dan kesempatan untuk menahan diri serta mempersilakan kehendak Tuhan memimpin langkah mereka menapaki jalan kehidupan menuju masa depan bersama Tuhan.
Sahabat Alkitab, marilah kita renungkan seluruh perjalanan kehidupan yang telah kita jalani hingga saat ini termasuk segala rancangan akan masa depan yang sedang kita upayakan. Apakah kita telah menjalani hidup dengan mengikuti rancangan Tuhan atau masih sering bertindak sesuai dengan keinginan diri sendri? Firman Tuhan pada hari ini pun telah mengajarkan kita tentang pentingnya menahan diri dalam menjalani hidup dan memberikan ruang bagi bimbingan Tuhan menjadi pedoman diri dalam menapaki setiap langkah kehidupan.