Firman TUHAN yang tertera pada ayat 6 sampai 8 ini memang muncul sebagai sebuah bentuk proklamasi diri dari TUHAN itu sendiri mengenai otoritas dan kemahakuasaan yang ada pada Diri-Nya. Namun, hal ini tidak serta-merta menjadikan pernyataan tersebut justru menjadi tidak valid. Malahan, TUHAN menggugat setiap orang yang mendengarkan perkataan tersebut dengan membuktikan kebalikan dari firman yang TUHAN sampaikan, yakni apakah ada ilah lain selain Dia dan yang lebih berkuasa daripada-Nya?
Penegasan mengenai hal ini sebenarnya tidaklah dibutuhkan oleh TUHAN, mengingat kemahakuasaan yang ada pada TUHAN tidaklah bergantung pada pengakuan manusia. Namun, pesan firman ini justru menjadi sangat penting bagi umat-Nya yang hidup di tengah kondisi yang penuh pergumulan dengan beragam kehadiran sosok ilah asing yang berbahaya bagi fokus iman mereka itu sendiri. Dengan kata lain, TUHAN juga mengajak umat-Nya untuk semakin menggugah kesadaran beriman mereka dalam relasi yang mereka bangun bersama TUHAN. Segala perkataan penuh pengharapan dan janji akan transformasi yang akan TUHAN wujudkan bagi umat-Nya itu juga perlu direspons oleh umat dengan pengakuan iman yang sejati dan asli.
Sahabat Alkitab, setiap umat TUHAN tentu senang mendengarkan perkataan firman yang penuh penghiburan dan pemulihan. Namun, menghidupi relasi iman bersama TUHAN bukan berarti menikmati janji dan perkataan penuh harap dari TUHAN tanpa kesadaran dan pengakuan iman yang sejati kepada-Nya. Oleh sebab itu, kita perlu terus menggugah kesadaran dan pengakuan iman yang sejati kepada TUHAN demi menghasilkan relasi iman yang saling berdialog dengan-Nya.