Ibadahku adalah Wujud Syukur kepada Tuhan

Renungan Harian | 18 September 2024

Ibadahku adalah Wujud Syukur kepada Tuhan

Sebuah ikatan perjanjian akan dapat bertahan dengan lama dan mendapatkan manfaat terbaik dari pelaksanaannya jika kedua belah pihak atau lebih yang terlibat dalam perjanjian betul-betul menjaga, menghargai, serta melaksanakan perjanjian tersebut dengan sungguh. Mulai dari perjanjian antar dua rekan usaha hingga ikatan (perjanjian) pernikahan dilangsungkan dengan prinsip tersebut. Lantas, bagaimana jika ikatan perjanjian yang dibangun adalah antara Allah dengan kita umat-Nya. Itulah yang juga diungkapkan dalam perjanjian Lama antara Allah dengan Bapa-bapa leluhur Israel. Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa untuk selama-lamanya Allah menjadi Tuhan atas Israel, dan Israel menjadi umat Allah yang menaati Allah dengan segala ketetapan-Nya. 

 

 

Mazmur 50:7-15 melanjutkan bagian sebelumnya yang menempatkan umat seolah-olah tengah berada di pengadilan ilahi. Pada bacaan kali ini Allah sebagai Sang Hakim nampak mengajukan pokok perkara atas Israel. Sungguh tepat jika selama ini umat memelihara perjanjian dengan Allah melalui ibadah dan korban syukur yang ditujukan kepada Allah, tetapi pada saat yang sama rupanya Allah melihat kecenderungan umat yang melakukan hal tersebut tidak didasarkan pada pemahaman yang benar. Rupanya ada segelintir pihak yang merasa bahwa persembahan syukur atau kurban kepada Allah tersebut merupakan pemberian jasa kepada Allah. Mereka menyamakan Allah dengan ilah-ilah  yang menuntut persembahan dengan imbalan bahwa manusia akan menjalani kehidupan yang lebih baik. Segala sesuatu adalah milik Allah semata dan Ia jauh lebih berkuasa atas apapun juga, maka jikalau Tuhan memberi kesempatan bagi manusia untuk mempersembahkan kurban hal tersebut adalah karena manusia dilatih untuk bersyukur senantiasa atas segala yang telah Tuhan hadirkan di dunia. Tuhan ingin agar umat Israel menghayati bahwa penyembahan kepada Allah harus dilandasi oleh hati yang senantiasa mensyukuri karya-Nya yang telah menganugerahkan keselamatan kekal. Melalui perintah untuk selalu menepati nazar atau janji yang telah diucapkan di hadapan Allah, Tuhan ingin agar umat Israel menyembah Dia dengan menghargai kedaulatan dan kekuasaan-Nya.

 

 

Ibadah yang benar tersebut pada akhirnya menggerakkan umat untuk senantiasa mewujudkan relasi yang dekat dengan Allah. Kehidupan umat pun diperbaharui seturut dengan rasa syukur yang terus dipanjatkannya kepada Allah. 

 

 

Lantas bagaimanakah sikap dan motivasi hati kita selama ini dalam beribadah serta membangun relasi dengan-Nya? Jangan-jangan kita hanya menganggap bahwa itu semua hanyalah formalitas belaka. Marilah kita memanjatkan syukur dengan sungguh kepada Tuhan atas segala hal yang telah dikerjakan-Nya. Hanya oleh belas kasihan-Nya sajalah kita dimampukan untuk menyongsong hari demi hari. 

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia