Bukan zamannya lagi memerintah dengan telunjuk, tangan besi, dan dengan paksa, sebab sejak dua ribu tahun yang lalu Yesus sudah menunjukkan bahwa pemimpin adalah hamba, bukan berkuasa tetapi melayani bersama dengan lengan yang tersingsing.
Pada pasal 9 ini, penulis kitab 1 Samuel memulai dengan menceritakan asal-usul dan bagaimana perawakan Saul yang nantinya akan menjadi raja pertama Israel. Pad suatu hari Saul dan salah seorang pelayan ditugaskan untuk mencari beberapa ekor keledai milik Kish, ayahnya, yang hilang. Keduanya bersama-sama menjelajahi daerah di pegunungan Efraim dan tanah Salisa, hingga ke tanah Sahalim dan wilayah Benyamin. Perawakan Saul yang tinggi, lebih tinggi dari orang Israel pada umumnya, juga berasal dari keluarga yang kaya dan terpandang dari suku Benyamin, terlihat begitu cocok untuk menjadi seorang raja bagi Israel.
Sahabat Alkitab, hingga saat ini, fisik, status, dan asal-usul masih kerap menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih pemimpin. Terjadi hampir di semua tempat, mulai dari yang kita anggap sekuler dan duniawi sampai pada lingkungan agamawi dan rohani. Kita melupakan tentang kepemimpinan yang Yesus teladankan yaitu kepemimpinan hamba. Kepemimpinan yang menyadari bahwa ia sekalipun pemimpin atas manusia namun memiliki status yang sama dengan yang dipimpinnya sebagai hamba Tuhan, yang memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan dan yang sama-sama harus menghormati Tuhan. Karena sama sebagai hamba Tuhan maka saling menghormati dan bekerjasama adalah hal yang paling wajar untuk dilakukan. Hanya dengan itulah seorang pemimpin akan mendapatkan loyalitas yang utuh dari orang-orang yang dipercayakan Tuhan untuk dipimpinnya.
Jika kepada kita dipercayakan kepemimpinan hari ini oleh Tuhan, teladanilah kepemimpinan dan kehambaan Yesus.
Salam Alkitab Untuk Semua