Sudah menjadi sifat dasariah kita untuk sulit mematuhi sesuatu, baik itu dalam konteks peraturan-peraturan hidup sehari-hari maupun dalam kaitannya dengan ketaatan kepada Firman Tuhan. Padahal dalam ketaatan kepada-Nya lah hidup kita diperbaharui setiap hari. Inilah yang menjadi keteladanan Yesus bagi kita.
Perikop kita kali ini kembali menggarisbawahi posisi Yesus sebagai Imam besar Agung, bahkan Yesus diletakkan pada tradisi imamat bangsa Israel sejak mulanya. Yesus adalah Imam Besar Agung yang diangkat oleh Allah sendiri, serupa dengan Harun yang diangkat Allah dalam posisi tersebut. Hanya saja keimamatan-Nya diambil dari garis Melkisedek. Yesus menunjukkan kualitas yang berbeda sebagai seorang Imam Besar Agung, apalagi bila dibandingkan dengan para pemimpin rohani Yahudi yang dikritik Yesus semasa karya pelayanan-Nya di dunia. Yesus justru menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dan ketaatan mutlak kepada kehendak Sang Bapa. Maka jalan penderitaan lah yang ditempuh-Nya demi keselamatan dunia. Justru dalam penderitaan itulah pada akhirnya Allah memuliakan-Nya.
Sahabat Alkitab, inilah keteladanan yang harus kita tiru dari Tuhan Yesus. Sebagai yang diurapi (Kristus), Ia berada dalam status yang lebih dari kayak memuliakan diri-Nya. Namun bukan hal tersebut yang dipilih oleh Yesus. Ketaatan mutlak kepada Bapa yang diteladankan-Nya. Bukankah hal tersebut sangat berbeda dengan gejala yang marak terjadi di dunia saat ini? Orang-orang berlomba mengejar harta dan kekuasaan, melupakan keberadaan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang penuh dengan keterbatasan, sehingga tidak pantas untuk meninggikan diri sedikitpun. Kerendahan hati itu dapat kita peroleh melalui relasi yang intim dengan Sang Bapa, yang dicapai lewat ketaatan penuh kepada-Nya.
Selamat belajar untuk menjadi umat-Nya yang taat dan setia. Kiranya Tuhan menuntun kita.