Dalam kehidupan ini tak jarang kita menghadapi godaan yang terselubung dalam kemasan yang terlihat baik. Seperti seorang pelaut yang berlayar di tengah samudra, seringkali kita dihadapkan pada angin sepoi yang menggoda untuk mengubah haluan, padahal ia bisa jadi membawa kita ke arah yang salah. Demikian pula dalam perjalanan iman, ancaman tidak selalu tampil secara terang-terangan, tetapi seringkali muncul dalam bujukan halus yang menyesatkan. Kisah Nehemia dalam perikop yang baru saja kita baca, mengajarkan pentingnya keteguhan hati dalam menghadapi tipu daya yang dibalut dengan jubah kebaikan.
Nehemia harus menghadapi tantangan dan ancaman dari musuh yang ingin menggagalkan pekerjaannya. Kali ini ancaman datang dari seorang yang bernama Semaya, ia menampilkan diri sebagai utusan Allah dan mengajak Nehemia berlindung di dalam Bait Suci dengan alasan keselamatan. Namun Nehemia dengan penuh kebijaksanaan menolak undangan tersebut, sebab ia menyadari bahwa ajakan itu adalah sebuah perangkap untuk membuatnya jatuh dalam dosa.
Semaya menggunakan ketakutan sebagai senjata untuk menggiring Nehemia kepada ketidaktaatan. Ini adalah bentuk tipu muslihat dari musuh, dimana kebenaran dipelintir dan digunakan untuk kepentingan pribadi atau politis. Nehemia menanggapi bujukan itu dengan ketegasan: “Bagaimana mungkin orang seperti aku ini akan melarikan diri?” (Nehemia 6:11). Ia memahami benar bahwa tindakan masuk ke dalam Bait Suci bukan hanya tindakan pengecut, tetapi juga sebuah dosa karena hanya imam yang diperbolehkan masuk. Keteguhan hati Nehemia menjadi bukti bahwa ketaatan kepada Tuhan harus lebih besar daripada rasa takut terhadap ancaman manusia.
Meskipun tindakan Semaya telah membahayakan nyawanya, alih-alih membalas dendam, Nehemia memilih untuk menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Amarah dan dendam tidak menguasainya, sebaliknya ia berdoa meminta Tuhan mengingat perbuatan jahat para musuhnya serta membiarkan keadilan Tuhan yang berbicara.
Sahabat Alkitab, kisah hari ini mengajarkan bahwa iman yang teguh tidak akan mudah tergoyahkan oleh bujukan yang menyesatkan, sekalipun disampaikan dengan cara yang begitu halus. Di dunia yang penuh kompromi ini, kita dipanggil untuk memiliki kebijaksanaan dan keberanian seperti Nehemia. Tidak tunduk kepada ketakutan, tidak tergoda oleh jalan pintas, dan tetap menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Sebab pada akhirnya, bukan tipu daya manusia yang menentukan hasil akhir, melainkan tangan Tuhan yang bekerja dalam keteguhan iman kita.