Menurut kamus bahasa Indonesia arti kata fasik adalah tidak peduli terhadap perintah Tuhan. Dengan demikian orang fasik merupakan golongan orang-orang yang mengabaikan perintah-Nya dan berkubang dalam dosa. Dengan demikian antitesa dari orang-orang fasik adalah orang-orang benar yang hidup menurut kehendak-Nya dan berupaya untuk senantiasa mengindahkan perintah-Nya. Inilah dua perbandingan yang disoroti dalam kitab Mazmur pasal satu.
Kitab Mazmur merupakan sebuah kitab yang berisi kumpulan syair-syair yang sebagian besar digunakan dalam konteks peribadahan umat di masa lampau. Di antara banyaknya syair-syair tersebut, yang digolongkan sebanyak 150 pasal sesungguhnya terdapat beberapa pola yang serupa. Syair-syair tertentu berbentuk hymne dan mengungkapkan puja puji kepada Allah sementara ada juga yang berupa pengagungan akan kekuasaan/ ke Maha Raja-an Tuhan atas semesta. Jenis syair lainnya bersifat sungguh personal baik itu berupa keluhan/ratapan, ucapan syukur kepada Tuhan, hingga kepada Mazmur yang mengungkapkan nasehat-nasehat akan kebijaksanaan kehidupan.
Mazmur pasal satu mengungkapkan nasehat-nasehat kebijaksanaan kehidupan. Pemazmur mengungkapkan tipologi orang fasik dan orang benar. Mereka yang dipandang benar oleh Allah adalah orang yang merenungkan firman-Nya senantiasa. Bagaikan pohon yang ditanam di aliran air demikianlah buah lebat dan pertumbuhan yang baik akan dihasilkan dari hidupnya. Sementara orang Fasik bagaikan sekam yang terhambur begitu saja saat ditiup angin bahkan yang pelan sekalipun. Pemazmur kemudian mengajak pembaca untuk berpikiran jauh pada penghakiman dan kekekalan serta menawarkan pilihannya kepada mereka. Jika berjalan dalam kefasikan maka akan menuju kebinasaan, sementara orang-orang benar akan diperkenan oleh Tuhan.
Sahabat Alkitab, firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita akan keteguhan hati dalam mengambil pilihan-pilihan yang terbentang di kehidupan kita. Mungkin ada beragam pilihan tetapi secara garis besar kita dapat menggolongkannya menjadi dua hal yakni apa yang dikehendaki Tuhan serta sesuai dengan Taurat-Nya atau sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya dan menuntun pada dosa. Dengan akal budi yang dianugerahkan-Nya sesungguhnya Tuhan mempercayai kita untuk dapat mengambil pilihan yang tepat yakni hidup sebagai orang benar dengan menaati firman-Nya. Semoga Tuhan menuntun kita untuk dapat mengambil pilihan hidup yang tepat.