Manusia seringkali salah fokus dalam menjalani kehidupannya. Hidup kita hanya menjadi sesuatu yang mekanis atau berjalan begitu saja tanpa ada tujuan tertentu yang lebih besar dari diri kita. Jika pun ada, tujuan itu hanya berkutat pada hal-hal material yang pusatnya adalah diri kita sendiri. Padahal sebagai ciptaan-Nya, satu-satunya fokus kehidupan hendaknya diarahkan kepada-Nya saja. Seluruh nafas, kerja, dan hidup kita hanya berpusatkan pada Allah Sang Pencipta semesta.
Inilah yang diekspresikan pemazmur dalam bacaan kita kali ini. Pemazmur menyatakan keyakinan imannya dalam ayat 2. Ia menyatakan iman tersebut dalam nuansa ungkapan sukacita atas perdamaian dan kepercayaan di tengah tantangan hidup. Allah yang berkuasa membenarkan manusia, artinya Allah yang menyatakan kita tidak bersalah melawan segala tuduhan atau fitnah yang memang menjadi konteks Mazmur pasal empat. Pemazmur merasakan himpitan dan tuduhan-tuduhan yang mendesaknya.
Hal itu dapat kita lihat dalam ayat 3-6. Mereka yang memiliki kuasa terus menerus mendesaknya. Orang-orang meragukan pernyataan dan keberadaannya. Namun yang menarik adalah situasi tersebut tidak membuatnya gentar karena ia telah mengalami kasih setia Tuhan. Dia menderita, tetapi memiliki sukacita dan perdamaian batin yang mendalam. Dia memohon supaya dibebaskan dari penderitaannya yang sekarang, tetapi semuanya itu dia serahkan kepada kasih setia Tuhan. Mungkin jika ia memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri atau masalah-masalah yang mengitarinya, damai sejati itu tidak pernah menetap dalam hatinya. Justru karena sang pemazmur berfokus dan mengarahkan hidup pada kasih setia Tuhan, maka dalam kesesakan pun ia merasakan damai dan pengharapan.
Sahabat Alkitab, saat ini kita mungkin juga tengah mengalami berbagai tantangan dan pergumulan yang menghimpit kita. Firman Tuhan pada saat ini mengingatkan kita bahwa apapun yang terjadi fokus hidup kita tetaplah pada Allah Sang Pembebas. Dalam fokus itulah kita dimampukan untuk menghadapi segala sesuatu dengan baik dengan damai serta tuntunan-Nya.