Bagai Bunga Bakung

Renungan Harian | 8 Sep 2025

Bagai Bunga Bakung

Di tengah dunia yang penuh gejolak, manusia kerap merasa rapuh. Krisis ekonomi, polarisasi politik, konflik sosial, hingga bencana alam membuat kita mudah kehilangan daya. Hidup terasa bagai bunga bakung di padang yang bisa layu kapan saja. Namun justru dalam kerapuhan itu sering kali lahir doa paling jujur dan pengharapan yang paling murni. Mazmur 60, yang sejak awal diberi catatan “menurut lagu Bunga Bakung”, mengundang kita untuk merenung, adakah iman yang justru mekar di tengah reruntuhan, sebagaimana bunga bakung yang tetap tumbuh di padang gersang?


Mazmur 60 lahir pada masa pahit, kemungkinan besar saat pengepungan Babel atas Yerusalem (589–587 SM). Saat itu, sekutu-sekutu Yehuda berkhianat, Mesir enggan menolong, dan kekuatan Babel dengan pasukan pemanahnya menebar teror. Kekalahan militer digambarkan begitu pahit, “Engkau telah memberi kami anggur yang memusingkan” (ayat 5). Seakan-akan Tuhan sendiri yang memberi cawan kepahitan itu. Namun, di balik kepahitan, terselip janji perlindungan, “Tetapi, kepada mereka yang takut kepada-Mu telah Kau beri tanda, supaya mereka melarikan diri dari panah” (ayat 6). Lalu suara Allah sendiri bergema, menegaskan bahwa Israel beserta tanah sekitarnya tetap berada di bawah kedaulatan-Nya. Mazmur ini, dengan demikian, mengandung ketegangan, di satu sisi bangsa merasa ditinggalkan, di sisi lain mereka yakin Allah tetap Raja atas sejarah. Mereka seperti bunga bakung, tampak rapuh, tapi berakar pada tanah yang dalam, sehingga bisa tetap tegak di tengah teriknya matahari. Dalam budaya Timur Dekat kuno, bakung sering melambangkan keindahan yang rapuh sekaligus kesetiaan dan keharuman. Mungkin mazmur ini dimaksudkan untuk dinyanyikan dengan melodi yang dikenal sebagai “Bunga Bakung”, sebuah simbol bahwa doa ini bukan sekadar keluhan getir, melainkan seruan yang mengandung harapan. Seperti bunga bakung yang tampak ringkih, iman Israel juga rapuh, tetapi tetap mekar dengan keindahan tersendiri di hadapan Allah.


Sahabat Alkitab, mazmur hari ini mengingatkan kita bahwa kehidupan orang beriman sering kali berada di antara luka dan harapan. Kita boleh merasa rapuh, bahkan goyah, tetapi justru di situ iman diuji. Seperti bunga bakung, kita dipanggil untuk tetap mekar meski tanah tempat kita tumbuh terasa kering dan retak. Maka dari itu, marilah kita senantiasa jujur dalam doa, bahkan keluh kesah kita; tetap menaruh harap kepada Allah meski situasi tampak gelap; dan melihat kerapuhan sebagai kekuatan, sebab keindahan iman justru lahir dari kesadaran akan ketidakberdayaan kita.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia