Aman dalam Iman

Renungan Harian | 31 Okt 2025

Aman dalam Iman

Zaman modern ini orang-orang mendambakan keamanan serta ketentraman batin. Mereka mencarinya kemana-mana. Mulai dari disiplin-disiplin spiritualitas timur yang berpadu dengan paham self improvement, sampai kepada populernya kembali tradisi filsafat stoik karena dirasa bisa menjadi jawaban keresahan dunia modern. Rupanya dambaan akan ketenangan jiwa dan ketentraman batin itu menjadi hasrat yang menggerakkan seluruh arah gerak hidup kita. 


Pada pasal 91, pemazmur juga berbicara tentang keresahan yang serupa. Ia berbicara bukan tentang keamanan yang lahir dari sistem atau kekuatan manusia, melainkan tentang ketenangan batin yang terbentuk dari kepercayaan kepada Allah. “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Maha Tinggi akan bermalam dalam naungan Yang Maha Kuasa” (ay. 1), bukan sekadar berlindung dari bahaya, tetapi berdiam dalam relasi iman. Berdiam dalam ruang aman yang tidak ditentukan oleh situasi luar, melainkan oleh kedalaman hubungan dengan Allah. Pemahaman ini muncul dari konteks krisis, mungkin ketika umat merasa dikepung oleh bahaya, baik secara fisik maupun spiritual. 


Mazmur ini menunjukkan tiga nada: seorang penyaksi yang berbicara tentang perlindungan Allah (ay. 1–2), serangkaian jaminan tentang kuasa Allah yang menyelamatkan dari bahaya (ay. 3–13), dan akhirnya firman Allah sendiri yang meneguhkan janji-Nya (ay. 14–16). Pergantian nada dan peran ini menandai transformasi dari pengalaman ketakutan menuju kepastian iman. Iman di sini bukanlah penyangkalan terhadap ancaman, tetapi keberanian untuk tetap percaya di tengah realitas yang menakutkan. Di bawah bayang sayap Allah, pemazmur menemukan bahasa baru tentang keamanan. Bukan ketiadaan bahaya, tetapi kehadiran kasih yang melingkupi.


Sahabat Alkitab pada hari ini kita belajar untuk menemukan ketentraman batin justru dari berbagai tantangan dan pergumulan kehidupan yang menyelimuti kita. Pada saatnya diperhadapkan serangkaian pergumulan, kita mungkin merasa takut. Sadarilah bahwa rasa takut adalah emosi mendasar yang muncul ketika manusia menyadari keterbatasannya. Namun iman mengubah orientasi rasa takut: bukan lagi melawan, melainkan berserah. Ketika pemazmur menggambarkan Allah sebagai tempat berlindung, kubu pertahanan, dan sayap pelindung, ia sebenarnya sedang menata ulang kesadarannya. Dari reaksi defensif menjadi kesadaran relasional. Iman menghadirkan “ruang aman batin” (inner sanctuary) tempat jiwa manusia dapat bernafas, meski di luar badai belum reda. Dalam ruang itu, rasa takut tidak lenyap, tetapi dijinakkan oleh kasih yang lebih besar.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia