Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat. 27:46)
Pernahkah Sahabat ditinggalkan oleh orang yang paling dekat dan paling Anda kasihi? Ditinggalkan bukan karena kematian, tetapi karena memang tidak dapat bersatu lagi oleh karena perbedaan yang sangat besar di antara Anda dengan dia. Ditinggalkan karena kesalahan besar yang telah Anda perbuat kepadanya yang bahkan untuk memandang kepada Anda saja pun dia tidak ingin lagi. Sakit pasti, seperti menguliti tubuh kita sendiri, bahkan mungkin lebih sakit dari itu
Yesus pernah mengalaminya. Bukan ketika Ia ditinggalkan, dijual, dan disangkali oleh murid-murid-Nya, tetapi ketika Ia ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Ia mengalami penderitaan dan rasa sakit yang begitu dalam, karena Bapa yang begitu dekat dan begitu mengasihi-Nya meninggalkan-Nya walau hanya untuk sesaat saja. Allah Bapa meninggalkan Yesus yang sedang menderita di salib, bukan karena Yesus telah berbuat dosa, tetapi karena kepada-Nya telah ditanggungkan seluruh dosa umat manusia (Yes. 53:1-10). Ia telah menjadi manusia yang paling berdosa di antara kita karena itu untuk seketika lamanya Bapa tidak dapat memandang kepada Anak-Nya
Allah tidak akan meninggalkan Anda yang telah benar-benar menyerahkan hidup kepada Kristus, sebab Yesus Kristus telah telah menanggung semua dosa Anda, dosa yang membuat Allah memalingkan wajah-Nya. Kematian Kristus di atas kayu salib adalah jaminannya.