Paulus yang berada dalam penjara secara fisik tidak dapat bertemu untuk menguatkan jemaat Efesus. Ia pun menyadari bahwa keterbatasannya adalah bagian yang memang harus ia terima karena berita Injil Kristus. Namun keadaan itu tidak menyurutkan niatnya untuk tetap menguatkan mereka, doa adalah cara dia untuk melakukannya. Paulus percaya jika ia meminta dalam doa, maka Allah (semoga) berkenan untuk menguatkan mereka. Ia percaya bahwa doa tidak dapat dibatasi oleh kuasa dan penjara manusia.
Sahabat Alkitab, mungkin tanpa kita sadari, tanpa kita tahu, ada orang-orang yang selalu setia mendoakan kita, sehingga ketika kita lemah dan tidak mampu lagi bahkan tidak mau lagi untuk berdoa, kuasa Allah yang memberi kekuatan ada bagi kita. Ya, mungkin orang-orang itu adalah orang tua, saudara, kekasih, sahabat, rekan kerja, pendeta, pembina rohani, majelis gereja, atau bahkan orang yang hanya sepintas lalu kita kenal. Doa mereka itulah yang membuat kita dapat kuat menghadapi kehidupan. Lalu apa yang harus kita buat? Yang harus kita lakukan adalah melakukan hal yang sama, berdoa, bagi orang-orang di sekitar kita atau bagi orang-orang yang jauh. Kita tidak mungkin dapat selalu hadir secara fisik dalam kehidupan mereka sekalipun kita mau dan kita berusaha dengan keras untuk itu. Kita selalu dibatasi oleh ruang dan waktu. Ketika itu terjadi, doalah satu-satunya cara untuk menjangkau dan menguatkan mereka yang tidak dapat dibatasi oleh apa pun. Sebab siapakah yang dapat membatasi kuasa Allah? Saling menguatkanlah dalam doa.
Ambillah waktu yang khusus untuk mendoakan siapa pun mereka yang ada di pikiran dan hati kita.
Salam Alkitab Untuk Semua